"Kerjaan saya kan mengadvokasi. Di Kampung Akuarium kan begitu juga yang saya kerjakan. Di Aceh juga begitu," kata Ratna kepada detikcom, Senin (2/7/2018).
Tonton juga video 'Menhub Siap Tegakkan Hukum Terkait Tragedi KM Sinar Bangun':
Saat dihubungi via telepon, Ratna sudah berada di bandara untuk meninggalkan Sumatera Utara. Dia mengaku sudah berada di Danau Toba sejak Minggu (1/7) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratna menyatakan hadir di lokasi untuk membantu keluarga korban KM Sinar Bangun yang tidak setuju pencarian dan evakuasi dihentikan. Pemerintah menyatakan akan menghentikan pencarian pada Selasa (3/7) besok. Hak-hak warga yang tak setuju dengan penghentian pencarian itu, kata dia, harus dibela.
"Ini kan rakyat-rakyat susah, secara ekonomi miskin, secara pendidikan miskin, dan tidak bisa membela haknya," kata Ratna.
Gara-gara ini jugalah Ratna ribut dengan Luhut di Posko Pencarian KM Sinar Bangun, Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, sekitar pukul 09.00 WIB pagi tadi.
Alat Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) telah diterjunkan ke kedalaman 450 meter di dasar Danau Toba. Alat ini berhasil memotret kondisi KM Sinar Bangun yang karam. Titik pencarian KM Sinar Bangun dan korbannya sudah ditemukan, tapi usaha evakuasi mayat malah dihentikan.
Ratna mengaku mendapat amanat dari 20-an perwakilan keluarga korban untuk memperjuangkan kelanjutan evakuasi mayat-mayat korban KM Sinar Bangun.
"Tadi pagi, perwakilan para keluarga korban mendatangi saya di penginapan, beberapa orang, mereka benar-benar memohon untuk didampingi. Mereka mengaku bahwa kemarin mereka dikumpulkan, dikasih makan siang," tutur dia.
"Saya tanya ke mereka kenapa setuju dengan penghentian pencarian korban. Mereka menjawab, kesempatan bicara hanya diberikan ke beberapa orang yang kayaknya sudah diajak bicara sebelumnya," kata Ratna.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini