"Mereka dikomandoi oleh satu orang yang masih kita kejar," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan di markasnya, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (29/6/2018).
Dia menyebut sindikat ini berkumpul di sebuah tenda oranye di dekat tempat biliar di kawasan Teluk Gong, Jakarta Utara. Di situlah mereka bertemu sebelum dan setelah selesai beroperasi untuk menyetorkan hasil kejahatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil kejahatan yang disetorkan rata-rata berupa handphone atau dompet. "Kebanyakan handphone, kalau ada uang di dompet ya uang. Nanti mereka bagi hasil," ungkapnya.
Sindikat ini disebut punya jaringan dengan kelompok penadah. Kepada para penadah inilah sindikat tersebut menjual handphone hasil kejahatan.
"Mereka punya penadah sendiri," ucapnya.
Baca juga: Ini Pengakuan Penjambret Dirjen PUPR |
Sindikat ini sudah ada sejak beberapa tahun. Dalam satu hari, sindikat ini 'bermain' hingga 5 kali.
"Sehari itu bisa sampai lima kali," katanya.
Dalam operasinya, sindikat ini dibagi dalam 5 kelompok. Satu kelompok bisa berjumlah 2-5 orang dengan berboncengan motor.
"Modusnya beda-beda, seperti pak Syarief ini (pelaku) hanya dua orang dan menggunakan satu motor," ucapnya.
Hengki mengatakan, Frangki dan Agustina menjambret korban di sekitar kawasan Kota Tua, Jakarta Barat pada akhir pekan lalu. Korban saat itu sedang olahraga bersepeda.
"Jadi korban berusaha mempertahankan handphone namun keseret motor sampai akhirnya jatuh," tandasnya. (mei/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini