"Yang sedang viral saat ini bahwa saya dikeluarkan dari satu yayasan itu memang benar adanya,. Tapi tadi orang yayasan datang ke rumah saya, sudah silaturahmi, sudah meminta maaf atas kelalaian dan kami keluarga sudah memaafkannya. Kita sudah berdamai, semoga tidak ada masalah lagi," kata Rabiatul saat ditemui di kediamannya di Jatiasih, Bekasi, Jumat (29/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk (bekerja) di tempat yang semula sepertinya tidak. Karena saya di situ (chat WA), bahasanya saya sudah tidak satu misi dan visi lagi (dengan yayasan). Saya sudah tidak di situ lagi dan saya lebih memilih kerja di tempat lain," ucapnya.
Rabiatul mengaku kini sudah tidak kecewa meski kehilangan pekerjaan karena pilihan politiknya. Dia berharap tetap bisa bersilaturahmi dengan pihak sekolah dan yayasan.
"Sekarang sih saya sudah nggak ada (rasa kecewa), sudah ikhlas, sudah nggak marah lagi. Dari pihak saya dan pihak yayasan sudah berdamai, tidak ada perdebatan lagi. Saya harap silaturahmi saya dan yayasan akan berjalan dengan baik," ujar Rabiatul.
Tonton juga 'Menang di Quick Count, Ridwan Kamil Sampaikan Pesan untuk Haters':
Kabar tentang penyelesaian masalah yang viral ini secara musyawarah juga disampaikan oleh salah seorang guru di SDIT Darul Maza, Tri. Dia mengatakan hal ini adalah kesalahpahaman komunikasi via Whatsapp. Dia menduga ada faktor emosi berbicara sehingga salah paham. Tri juga menegaskan tidak ada arahan dari pihak sekolah untuk memilih salah satu calon.
"Saya bisa sampaikan semua yang terjadi sudah selesai, sudah tidak ada masalah apapun, sudah clear, sudah diselesaikan dengan musyawarah. Itu hanya kesalahpahaman. Tidak ada yang dipecat atau di-PHK," kata Tri saat ditemui di SDIT Darul Maza di Jl Gapin, Jatiasih, Bekasi, Jumat (29/6/2018).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini