Dari orang dewasa sampai anak-anak masih menaruh penasaran kepada sosok buaya itu. Tatapan masyarakat masih tertuju pada kali, meski kali gelap tanpa penerangan.
Salah seorang yang datang pada malam hari adalah Ajit (20), dia masih berharap melihat buaya. Dia sengaja datang pada malam hari karena tadi siang dia bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari tadi pagi, masyarakat tumpah di lokasi pencarian. Mereka mengamati kali berharap ada buaya menampakan diri.
Masyarakat terutama anak-anak mengindahkan keselamatan dengan berada di rel kereta. Hal ini membuat was-was petugas rel kereta.
"Padahal tadi sore sudah saya kasih pembatas tali. Eh, tetep aja. Padahal kan bahaya," kata petugas rel Rosdi.
![]() |
Keberadaan warga ini cukup mengganggu proses evakuasi. Mereka dianggap membuat buaya takut sehingga jarang muncul ke permukaan.
"Masyarakat terlalu banyak. Jadi buaya setres tidak berani nongol," ucap Kepala Seksi Wilayah 2, BKSDA DKI Jakarta, Bambang Yudi.
Petugas pemadam kebakaran meminta masyarakat untuk tidak menggangu proses evakuasi. Kalau bisa, hal ini tidak menjadi tontonan.
"(Masyarakat) jangan ganggu, jadi sebatas nonton aja. Sukur nggak usah ditonton karena bukan tontonan. Dan ini riskan karena yang ditangkap hewan bahaya," ucap perwira piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Jakarta Barat, Eko Sumarno.
Petugas menghentikan pencarian sekitar pukul 17.30 WIB. Pencarian akan dilakukan besok pada pukul 05.00 WIB. (aik/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini