"Pertama, secara umum hasil sementara Pilkada Serentak 2018 seperti memberikan peta periode kedua bagi Pak Jokowi makin jelas. Konteks teritorial, terutama di Jawa, yakni Jatim, Jateng, dan Jabar, yang memiliki jumlah pemilih besar, kombinasi partai dan aktor hasil Pilkada 2018, seperti memperlihatkan mengadvokasi rute jalan 2019 bagi Presiden Jokowi," kata Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Eko Sulistyo dalam keterangan tertulis, Rabu (27/6/2018).
Bawaslu Temukan 1.792 Pelanggaran di Pilkada 2018:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko mengatakan hasil Pilkada Serentak 2018 berdasarkan quick count tersebut tidak jauh berbeda dengan prediksi lembaga survei yang telah merilis hasil untuk Pemilu 2019. Menurutnya, kepala daerah yang unggul dalam quick count akan mendukung Jokowi pada 2019.
"Seperti diketahui, cagub-cagub yang diumumkan sementara menang di Jawa dalam hitung cepat adalah calon kepala daerah yang akan mendukung Pak Jokowi sebagai presiden pada 2019," katanya.
Kedua, lanjut Eko, secara umum bisa dilihat dalam Pilkada Serentak 2018 ini penggunaan sentimen SARA maupun politik identitas tidak banyak memiliki signifikansi terhadap hasil. Dia menilai hal itu mulai ditinggalkan masyarakat.
"Kesadaran ini pulalah yang menyumbang cukup besar menciptakan kondisi aman dan lancar dalam Pilkada 2018," katanya.
Eko juga menyinggung sentimen gerakan #2019GantiPresiden yang dinilainya melekat pada partai oposisi. "Terutama PKS dan Gerindra tidak menjadi instrumen politik yang signifikan dalam memobilisasi dukungan suara untuk pasangan calon mereka," kata Eko.
"Dengan demikian, sisa satu tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi periode 2014-2019 dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan sisa pekerjaan yang ada," tambahnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini