Seperti dilansir AFP, Rabu (27/6/2018), Sabrina Kouider (35) dan kekasihnya, Ouissem Medouni (40), dinyatakan bersalah atas pembunuhan terhadap Sophie Lionnet (21). Pembunuhan ini terjadi pada September 2017 dan persidangannya berlangsung selama dua bulan terakhir.
Pengadilan Old Bailey di London menjatuhkan vonis penjara seumur hidup, dengan masa hukuman minimum yang harus dijalani adalah 30 tahun, kepada Kouider dan Medouni. Keduanya mempunyai dua anak dan tinggal bersama di Southfields, Inggris bagian barat daya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya yakin pada semua bukti yang ada bahwa Anda berdua terlibat," tegasnya.
Sepekan sebelum vonis dijatuhkan, para juri pengadilan sepakat menyatakan Kouider dan Medouni bersalah atas dakwaan pembunuhan. Keduanya sebelumnya sama-sama menyangkal telah membunuh Lionnet, meskipun mereka mengaku telah membakar jasadnya di halaman belakang rumah. Lionnet diketahui pindah ke London, Inggris untuk belajar Bahasa Inggris dan akhirnya mengasuh dua anak Kouider.
Diungkapkan dalam persidangan bahwa Kouider dan Medouni telah menginterogasi dan menyiksa Lionnet atas keyakinan mereka bahwa dia berkonspirasi dengan salah satu mantan kekasih Kouider yang dituding mencabuli anggota keluarga mereka. Mantan kekasih Kouider itu bernama Mark Walton, yang dikenal sebagai pendiri boyband Inggris, Boyzone.
"Dia (Lionnet-red) meninggal akibat kekerasan yang disengaja dan berkelanjutan, dan bukan karena kecelakaan," ucap jaksa penuntut Aisling Hosein.
"Keduanya (Kouider dan Medouni-red) terlibat secara bersama-sama dan menyusun rencana untuk berusaha dan menghancurkan jenazah korban dan kabur dari tanggung jawab atas kejahatan mengerikan ini," imbuh Hosein.
Kouider yang tengah menjalani perawatan kejiwaan ini, meminta maaf pada korban lewat sebuah surat yang dibaca di pengadilan pada Selasa (26/6) waktu setempat. "Saya menderita setiap hari memikirkan Anda dan apa yang terjadi pada Anda pada malam mengerikan itu. Saya hanya bisa berharap saya bisa memutar kembali waktu, itu tidak pernah terjadi dan Anda akan tetap hidup bersama kita hari ini," ucapnya.
Pengacara Kouider, Icah Peart, menyatakan kliennya menderita 'ketakutan berlebih dan terobsesi' pada Watson. "Semua yang dilakukannya sepenuhnya digerakkan oleh gangguan delusi," sebut Peart.
(nvc/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini