"Kita mendesak Presiden menetapkan Hari Bhinneka Tunggal Ika tanggal 7 Juli. Karena kita tahu ada empat pilar bangsa. Kita tahu ada hari lahir Pancasila 1 Juni, sudah ada hari konstitusi. Bahkan Hari Proklamasi 17 Agustus. Dari empat pilar, hanya Bhinneka Tunggal Ika (yang belum)," ujar Direktur Eksekutif 98 Institute, Sayed Junaidi Rizaldi, setelah bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (26/6/2018).
Pada tanggal 7 Juli, aktivis '98 turut mengundang Jokowi ke acara rembuk nasional yang akan digelar di Monas. Jokowi diharapkan hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isu-isu yang diangkat dalam rembuk nasional antara lain radikalisme, intoleransi, dan terorisme. Selain itu, dalam pertemuan tadi, aktivis '98 meminta Jokowi menetapkan mahasiswa yang gugur pada tragedi Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II sebagai pahlawan.
"Kami hanya singgung kawan-kawan kami yang wafat di peristiwa Trisakti serta Semanggi I dan II jadi pahlawan. Mungkin salah satu hasil rembuk seperti itu karena bagaimanapun mereka sahabat kita," tutur Sayed.
Pertemuan tadi dihadiri 25 orang dari aktivis '98. Selain Sayed, turut hadir Adian Napitupulu, Benny Rhamdani, dan Ari Maulana. (dkp/idh)