Pihak Kremlin menyatakan Putin "telah menekankan bahwa hasil pemungutan suara itu sepenuhnya bicara tentang otoritas politik yang besar dari Recep Tayyip Erdogan dan dukungan massal atas arah yang diambil di bawah kepemimpinannya untuk menyelesaikan tugas-tugas sosial dan ekonomi Turki yang mendesak (dan) memperkuat posisi negara di kancah internasional."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tentunya merupakan kepentingan rakyat Rusia dan Turki," demikian pernyataan Kremlin seraya memuji "hubungan seperti mitra" di antara kedua negara.
Dalam beberapa bulan terakhir, Putin dan Erdogan menjalin aliansi yang makin meningkat. Sebagai tanda pentingnya hubungan kedua negara, Putin berkunjung ke Turki selama lawatan luar negeri pertamanya sejak memenangi pemilihan presiden untuk keempat kalinya pada 18 Maret lalu.
Turki dan Rusia merupakan pihak yang bertentangan mengenai konflik di Suriah, dengan Rusia terus menjadi sekutu utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sedangkan Turki mendukung para pemberontak Suriah yang berupaya menggulingkan Assad. Namun meski adanya perbedaan tersebut, keduanya bekerja sama dengan erat dalam beberapa bulan terakhir untuk mencapai solusi politik terkait konflik di Suriah.
Menurut kantor berita Turki, Anadolu Agency, Erdogan menang dengan meraih 52,5 persen dalam pemilu Turki yang digelar 24 Juni kemarin. Sedangkan rival terkuatnya, Muharrem Ince dari partai sekuler Republican People's Party (CHP) meraih 31,5 persen suara. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini