"Begini-begini saya usianya 67 tahun. Saya ikut di zaman Orde Baru, saya ikut di situ. Jadi saya lihat gejala-gejala ABS, 'asal bapak senang', saya perhatikan itu," kata Prabowo setelah bertemu dengan Ketum PAN Zulkifli Hasan di kediamannya, Jl Widya Chandra IV, Jakarta, Senin (25/6/2018).
Konteks pembicaraan Prabowo soal Orba ialah terkait kritik ke pemerintah. Meski mengaku sebagai bagian dari Orba saat itu, Prabowo menyebut tak ragu melakukan koreksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Zaman dulu selalu laporan ke Pak Harto, 'bagus, bagus, bagus'. Saya bagian dari Orde Baru, tapi saya juga tidak ragu-ragu untuk mengoreksi Orde Baru, mengkritik Orde Baru," ucap Prabowo.
"Saya dulu bagian Orde Baru, bahkan saya dulu bagian dari keluarga Pak Harto, tapi tanya mereka-mereka di PAN. Apakah saya melawan reformasi atau saya dari dalam TNI mendukung reformasi?" katanya.
Menurut Prabowo, bangsa Indonesia saat ini jangan antikritik. Negara, disebut Prabowo, harus mau 'diperiksa' rakyatnya.
"Sebagai bangsa, kita harus periksa kesehatan kita dan kita bertanya apakah benar negara kita sekarang adalah kuat, apa negara kita sehat," ucap Prabowo.
Sebelumnya, PDIP menyeret nama Soeharto dan ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo, saat menanggapi kritikan eks Pangkostrad itu kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kebijakan era Soeharto menjadi modal serangan balik PDIP.
Prabowo mengkritik sejumlah hal terhadap pemerintahan Jokowi. Mulai sistem ekonomi yang disebutnya menyimpang hingga TNI yang dituding saat ini lemah. Dia juga menuding kekayaan alam Indonesia dikuasai pihak asing.
PDIP sebagai pendukung utama Jokowi tak terima. Kebijakan Sumitro yang pernah menjadi menteri di era Orde Lama dan Orde Baru ikut diseret. Demikian pula dengan kebijakan Soeharto, Presiden RI ke-2 Indonesia, yang merupakan ayah mantan istri Prabowo, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto.
"Aku harus mulai dengan bagaimana ayahnya mengajukan UU PMA (Penanaman Modal Asing) yang copas (copy-paste) dari Amerika Serikat yang tidak memberi ruang kepada koperasi untuk tumbuh," kata politikus PDIP Eva Kusuma Sundari kepada detikcom, Rabu (20/6). (gbr/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini