Wasekjen PKB Daniel Johan menilai sebuah kritik merupakan hal yang wajar. Namun, menurutnya, tudingan harus dilengkapi data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Saya rasa kritik itu baik sebagai kontrol sosial, tapi juga penting untuk dilengkapi dengan data, termasuk data mark up LRT," ujar Daniel kepada detikcom, Jumat (22/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Komisi IV ini menilai kritik berupa tudingan tak akan membawa manfaat untuk bangsa. Daniel mengimbau kritik sebaiknya dilengkapi solusi yang membangun.
"Karena bila tidak, hanya jadi sekadar tuding-menuding tanpa membawa perbaikan," sebutnya.
Daniel pun berharap Prabowo, yang diwakili jajaran Gerindra, bisa mengungkap tudingan yang dimaksud. Dia mempertanyakan sumber data yang disebutkan oleh eks Danjen Kopassus itu.
"Masyarakat tentu menunggu data tersebut dan penjelasan dari mana sumber datanya," tutur Daniel.
Seperti diketahui, Prabowo menuding biaya pembangunan LRT di Indonesia di-mark up. Dia pun mengaku mengantongi data soal biaya pembangunan untuk LRT di dunia yang hanya berkisar US$ 8 juta/km. Sedangkan di Palembang, yang memiliki panjang lintasan 24,5 km, biayanya hampir Rp 12,5 triliun atau dengan kata lain US$ 40 juta/km.
Namun Prabowo tak mengungkap sumber data yang dijadikan rujukan. Tudingan Prabowo telah dibantah oleh Kepala Proyek LRT Palembang Mashudi Jauhar.
Mashudi menyebut biaya pembangunan LRT di Palembang sebenarnya sudah sesuai dengan harga pasar, mengingat konstruksi LRT yang diterapkan di Palembang merupakan konstruksi layang yang membutuhkan biaya tinggi. Ia mencontohkan biaya pembangunan LRT di Malaysia dan Filipina.
"Di Malaysia, (rute) Kelana Jaya-Ampang 7,2 miliar yen/km (65,52 juta/km). Manila, LRT Fase 1 extension, 8,2 miliar yen/km (US$ 74,6 juta/km)," ungkap Mashudi. (elz/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini