Jokowi Dikritik, PDIP Ungkit Kebijakan Ayah dan Eks Mertua Prabowo

Jokowi Dikritik, PDIP Ungkit Kebijakan Ayah dan Eks Mertua Prabowo

Elza Astari Retaduari - detikNews
Rabu, 20 Jun 2018 19:15 WIB
Foto: Prabowo Subianto. (Rinto Heksantoro/detikcom).
Jakarta - Ketum Gerindra Prabowo Subianto mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo. PDIP mengungkit soal kebijakan ayah Prabowo yang pernah menjadi pejabat, Sumitro Djojohadikusumo, dan mantan mertua Prabowo yang merupakan Presiden RI ke-2, Soeharto.

"Aku harus mulai dengan bagaimana ayahnya mengajukan UU PMA (penanaman modal asing) yang copas dari Amerika Serikat yang tidak memberi ruang kepada koperasi untuk tumbuh," ungkap politikus PDIP Eva Kusuma Sundari kepada detikcom, Rabu (20/6/2018).

Sumitro merupakan ekonom Indonesia yang cukup terkemuka. Dia pernah beberapa kali menjabat sebagai menteri di era Orde Lama dan Orde Baru, termasuk menjadi menteri keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Eva juga menyoroti kebijakan yang pernah dilakukan Soeharto ketika masih menjadi presiden. Ini terkait dengan kebijakan dalam aspek perekonomian.

"Atau perjanjian Jenewa yang (mantan) mertuanya kasih konsesi ke perusahaan-perusahaan tambang sebagai konsesi atas penurunan Sukarno dan perjanjian Freeport yang merugikan kita hingga sekarang," kata Eva.

Anggota Komisi XI DPR itu meminta agar semua pihak tak saling menuding soal kebijakan negara. Eva menyebut saat ini Presiden Joko Widodo tengah berbenah memperbaiki kerusakan dari kebijakan-kebijakan yang merugikan di era-era pemerintahan sebelumnya.

Jokowi Dikritik, PDIP Ungkit Kebijakan Ayah dan Eks Mertua PrabowoFoto: Eva Kusuma Sundari. (Dok Pribadi)

"Mari cuci piring bersama, dia (Prabowo) dan Cendana (keluarga Soeharto) ikut berpesta. Jangan menuding ke korban yang sedang berbenah kesalahan-kesalahan masa lalu," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Prabowo mengkritik sejumlah hal terhadap pemerintahan Jokowi. Mulai dari sistem ekonomi yang disebutnya menyimpang, hingga TNI yang dituding saat ini lemah.

"Kita merasakan, Gerindra merasakan, dan saya berpandangan dan berkeyakinan bahwa sistem bernegara, sistem politik, dan sistem ekonomi bangsa kita berada di jalur yang menyimpang, menyimpang dari apa? Menyimpang dari rencana dari cetak biru yang dibangun oleh pendiri-pendiri bangsa kita," ungkap Prabowo di video yang diunggah di akun Facebook-nya, @PrabowoSubianto, Selasa (19/6).


"Saudara-saudara, kondisi inilah yang membuat bangsa Indonesia menjadi lemah. Tentara kita lemah, Angkatan Udara kita lemah, Angkatan Laut kita lemah, kekayaan kita diambil. Dan dengan demikian kita merasa kondisi ekonomi kita semakin memprihatinkan, semakin menyusahkan kehidupan rakyat," imbuh dia.

Prabowo pun menuding kekayaan Indonesia tengah dikuasai pihak asing. Prabowo mengklaim punya data yang siap dibuka soal ini, dan pada waktu yang tepat data soal keadilan sosial itu akan dibuka.

"Pelabuhan yang begitu vital, pelabuhan udara yang begitu vital, yang merupakan jalur bernafas sebuah bangsa, banyak sekarang sudah dikendalikan oleh bangsa asing. Saudara-saudara, sumber-sumber ekonomi kita juga sudah lepas kendali dari penguasaan negara dan bangsa Indonesia," tutur Prabowo.



Saksikan juga video 'Prabowo Nilai Ekonomi Indonesia Dijajah Asing':

[Gambas:Video 20detik]

(elz/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads