"Ini akan menjadi satu pelajaran bagi pemerintah untuk melakukan koordinasi lebih baik dengan pemerintah daerah," sebut Budi Karya di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (20/6/2018).
Budi Karya menekankan koordinasi dengan pemerintah daerah karena, menurutnya, urusan angkutan kapal feri atau penyeberangan berada di pemerintah daerah masing-masing. Namun dia tetap ingin ada koordinasi yang intensif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk tindak lanjut dari tenggelamnya KM Sinar Bangun, Budi Karya mengaku sudah mengirimkan tim ke lokasi. Dia juga mengaku telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) pagi tadi terkait peningkatan keselamatan bagi para penumpang.
"Tadi pagi saya ke Kali Adem untuk melakukan sidak," kata Budi Karya.
Menurut Budi Karya, ada 3 unsur yang berkaitan dengan keselamatan. Nomor satu dan dua adalah soal kondisi kapal yang prima serta berkaitan dengan administrasi kapal, seperti SIB (surat izin berlayar).
"Ketiga adalah memastikan penumpang itu menggunakan life jaket. Sekali lagi, saya minta pemda-pemda yang mengelola pelabuhan menyiapkan itu," kata Budi Karya.
"Kami dari Kementerian Perhubungan akan menurunkan tim untuk menolong atau supporting pelabuhan itu untuk melalukan safety," imbuh Budi Karya.
KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/6). Korban yang hilang dilaporkan berjumlah 186 orang. Sebanyak 94 orang teridentifikasi, sedangkan 92 orang belum diketahui identitasnya.
Sementara itu, jumlah korban tewas dilaporkan menjadi 3 orang. Korban selamat disebutkan berjumlah 18 orang.
Laporan sebelumnya menyebutkan ada 19 korban yang sudah ditemukan. Satu di antaranya tewas, yakni penumpang perempuan bernama Tri Suci Hadayani (24), yang beralamat di Aceh Tamiang. (dhn/dhn)