Program tersebut sudah menjadi agenda rutin sejak tahun 2016. Kali ini mereka memulangkan 16 orang dengan satu bus disabilitas dari Jawa Tengah yang dipusatkan di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof dr Soeharso Surakarta.
"Di Solo ini yang khusus Jawa Tengah, ada 16 orang," kata inisiator Mudik Ramah Anak dan Disabilitas, Ilma Sovri Yanti, usai pemberangkatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun bus yang digunakan merupakan bus milik Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat yang kini dioperasikan Damri. Di dalamnya terdapat fasilitas, seperti toilet portabel dan tempat tidur.
"Diharapkan nantinya mudik itu tidak usah khusus disabilitas. Jadi pakai bus umum namun yang ramah difabel. Misi kita agar difabel bisa berbaur dan dianggap sama dengan masyarakat umum," ujar dia.
Salah satu peserta mudik gratis, Watini, mengatakan telah mengikuti program ini tiga tahun berturut-turut. Menurutnya, setiap tahun pelaksanaan kegiatan tersebut semakin baik.
"Selain fasilitas yang ramah difabel, ada juga petugas pendampingnya yang profesional," ujar wanita asli Purbalingga itu.
Melalui program ini, penyandang polio itu merasa lebih nyaman pulang kampung. Pasalnya, dia mengaku pernah mengalami kejadian buruk ketika mudik dengan transportasi umum.
"Dulu pernah naik bus sendiri, kebetulan mogok. Pas ganti bus, semua sudah naik, saya lalu ditinggal. Saya cegat bus lain juga enggak mau berhenti. Akhirnya dapat bus, tapi lama," kata Wati.
"Teman saya juga pernah naik travel, lalu jadi korban pelecehan seksual. Jadi ini memang sangat membantu kami," tutupnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini