Dari hasil survei yang dilakukannya, menurut dia, jika pertarungan Pilgubsu 2018 antara Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) dan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) dilaksanakan pada akhir Mei-awal Juni, Eramas unggul 53,1 %, sedangkan Djoss 35,7%, dan yang belum menentukan pilihan 11,2 %.
"Survei yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2018 hingga 6 Juni 2018 ini melibatkan 800 responden yang disebar di 33 kabupaten dan kota di Sumut, metode yang digunakan adalah multistage random dengan sampling error lebih-kurang 3,5%, serta tingkat kepercayaan 95%," jelas Akhyar dalam keterangan tertulis, Kamis (14/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Padang Sidempuan. Sedangkan Djoss unggul di 15 kabupaten/kota, yang terdiri dari Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Nias Induk, Gunung Sitoli, Pematang Siantar, Tapanuli Tengah, dan Sibolga.
Dia mengklaim kemantapan pemilih Eramas pun lebih besar ketika ditanya apakah pilihannya itu sudah mantap atau tidak sampai hari H Pilgub Sumatera Utara 2018, yang akan digelar pada 27 Juni 2018. Kemantapan pemilih Eramas sebesar 48,2%, sedangkan Djoss 31,8%. Jika data ini tidak mengalami perubahan signifikan, dia memprediksi Eramas bisa menang atas Djoss pada Pilgubsu 2018.
Lebih lanjut Akhyar menjelaskan pengumpulan data survei dilakukan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner. Menurutnya, dalam rangka menjaga uji kualitas dan validitas, maka dilakukan cek ulang sebesar 20% atau sekitar 160 responden dari total sampel. (idr/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini