18 Tahun Jualan Ketupat, Udin Bisa Sekolahkan 4 Anak

18 Tahun Jualan Ketupat, Udin Bisa Sekolahkan 4 Anak

Mochamad Zhacky - detikNews
Kamis, 14 Jun 2018 14:27 WIB
Udin Janur, satu-satunya pengerajin ketupat yang masih berjualan di Palmerah (Foto: Mochamad Zhacky Kusumo/detikcom)
Jakarta - Jelang Hari Raya Idul Fitri pengrajin ketupat di Jalan Palmerah, Jakarta Barat, hanya tersisa satu. Pengrajin ketupat di dekat Pasar Palmerah yang masih bertahan itu bernama Udin alias Udin Janur.

Saat diwawancarai detikcom, Kamis (14/6/2018), Udin mengaku hampir 20 tahun menjadi pengrajin ketupat. Dia memiliki 5 orang anak, 4 di antaranya sudah duduk di bangku sekolah.

"Sudah 18 tahun saya jualan. Anak 5, cewek semua. Yang pertama SMA, kedua SMP, ketiga SD, keempat TK. Yang terakhir belum sekolah," kata Udin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Setiap harinya, baik saat Ramadan atau hari biasa Udin memang mencari rezeki dengan berjualan ketupat. Kalau hari biasa, omzet yang bisa dia dapat paling sedikit Rp 200 ribu dengan harga satuan Rp 500.

"Kalau hari biasa kan ada langganan. Ada yang sehari ngambil, ada yang dua hari baru ngambil. Sekali ngambil bisa 50 biji," ujar dia.

Udin sudah menjual ketupat selama 18 tahunUdin sudah menjual ketupat selama 18 tahun (Foto: Mochamad Zhacky Kusumo/detikcom)

Saat Ramadan, omzet yang bisa didapat Udin meningkat drastis. Jika dijumlah, dalam sehari Udin bisa meraup Rp 500 ribu.


"Kalau hari biasa, 10 biji harganya Rp 5 ribu. Sekarang 10 biji Rp 10 ribu. Ya, agak naik harganya kalau Ramadan. Kalau Ramadan gini sehari bisa Rp 500 ribu," ucap Udin.

Namun, jika dibandingkan omzet yang Udin dapat pada Ramadan tahun ini lebih kecil dari Ramadan sebelumnya. Tahun sebelumnya, pria berusia 45 tahun ini bisa meraup omzet Rp 700 ribu.

"Wah turun kalau dibanding tahun kemarin. Tapi itu belum keitung modal. Modal saya Ramadan tahun ini Rp 2 juta. Ya, tapi alhamdulillah, ketutup modalnya," terang dia.


Udin bersyukur dengan berjualan ketupat dia bisa menyekolahkan keempat anaknya. Pria asal Serang, Banten itu akui selain berjualan ketupat, dia juga bekerja sebagai pembuat janur.

"Dulu saya jualan di Kebayoran. Saya juga sampingan dekorasi nikahan sama buat janur," tutur dia.

Ada satu cerita menarik dari Udin. Dia mengaku pernah memenangi lomba membuat ketupat. Hadiahnya berupa televisi 21 inci.

"Tahun 2001 saya menang lomba bikin ketupat, dapat TV 21 inci. Saya sejam bikin 138 biji," cerita Udin. (zak/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads