"Pada awal pengusungan pasangan Djoss, saya bertemu dengan Djarot dan ia menyatakan miris terhadap nasib guru-guru madrasah yang honornya hanya Rp 200-300 ribu setiap bulannya," kata Waluyo dalam keterangan tertulis, Rabu (13/6/2018).
Setelah mengetahui kecilnya honor guru madrasah dan guru ngaji itu, menurut Waluyo, Djarot berjanji akan memberikan insentif Rp 2 juta per bulan. Pemberian insentif ini mungkin bertahap, mulai Rp 1 juta, sebelum kemudian digenapkan menjadi Rp 2 juta per bulan sebagaimana janjinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"APBD sangat cukup untuk memberikan insentif kepada guru madrasah ini. Setiap tahunnya kira-kira dibutuhkan Rp 600 miliar untuk memberikan insentif guru tersebut. Sementara itu, APBD Sumut lebih dari Rp 10 triliun," kata Waluyo.
Setelah mendapatkan janji ini, Waluyo mengaku langsung menghimpun data jumlah guru madrasah, khususnya di Deli Serdang. Berdasarkan data yang ia dapat dari Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanawil Kemenag) Deli Serdang, di kabupaten ini ada sekitar 4.000 guru madrasah.
Ia sengaja menghimpun data itu untuk persiapan diajukan saat Djarot-Sihar nantinya terpilih menjadi Gubernur dan wakil Gubernur Sumut. Apalagi saat ini tren elektabilitas Djoss ini meningkat tajam.
Waluyo menyebut program insentif guru madrasah ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, terutama dari kalangan guru. Hal ini wajar mengingat selama ini mereka mengajar hanya bermodalkan ikhlas, tanpa mendapatkan honor yang memadai.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini