"Menurut informasi yang bisa kami percaya, Nuruzzaman itu sengaja melakukan surat terbuka ini karena sudah ditawari oleh partai tertentu untuk bergabung. Salah satu partailah, kita mendapat informasi yang valid," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade kepada detikcom, Rabu (13/6/2018).
Andre juga menyatakan Nuruzzaman tak pernah aktif di Gerindra. Ia pun mengaku tak percaya jika Nuruzzaman menjabat wasekjen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya juga nggak yakin beliau wakil sekjen di DPP Gerindra, saya kurang tahu juga posisi pasnya apa," sambungnya.
Ia mengatakan Gerindra tak mempermasalahkan keluarnya Nuruzzaman dari partai. "Bagi kami, tidak masalah beliau mau pindah partai, tapi cara-cara beliau yang menebarkan hoax menuduh Partai Gerindra menebar isu SARA itu nggak benar," ucap Andre.
Sebelumnya, Nuruzzaman mengundurkan diri dari Partai Gerindra karena menganggap Waketum Fadli Zon menghina Katib Aam (Sekjen) PBNU Yahya Cholil Staquf terkait kunjungan ke Israel. Melalui sepucuk surat terbuka yang ditujukan kepada Ketum Prabowo Subianto, kader Gerindra berlatar belakang santri ini membeberkan alasan lain terkait pengunduran dirinya.
Saat dimintai konfirmasi, Selasa (12/6) kemarin, Nuruzzaman juga menuding Gerindra kerap memainkan isu agama untuk kepentingan kekuasaan. Tudingan itu menjadi salah satu pemicu mundurnya Nuruzzaman dari Gerindra.
"Seperti yang saya tulis (di surat) itu, misalnya menggunakan isu agama untuk kepentingan kekuasaan, tidak cocok dengan saya," ujar Nuruzzaman. (haf/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini