Soeharto merupakan patron Golkar di masa lalu. Sejak Golkar didirikan pada 1964, Presiden RI ke-2 tersebut sudah menjadi pendukung penuh partai itu.
"Memang tidak ada trah Presiden Soeharto saat ini di tubuh Partai Golkar," ujar Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily dalam perbincangan, Selasa (12/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Titiek adalah trah terakhir keluarga Soeharto yang bertahan di Golkar. Kepindahannya dari partai beringin itu menyusul sang adik, Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), mendirikan Partai Berkarya.
"Kami tak perlu meratapi kepindahannya. Kami harus sikapi dengan terus konsisten dengan program konsolidasi partai dan menjaga soliditas. Dengan cara itu, kami akan menutupi kekurangan akibat peristiwa keluarnya Ibu Titiek dari Partai Golkar," ujar Ace.
Selain Titiek dan Tommy, anak Soeharto yang pernah bergabung dengan Golkar adalah si sulung, Siti Hardijanti Rukmana. Namun perempuan yang akrab disapa Tutut Soeharto itu keluar dan mendirikan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB).
Kepergian trah Soeharto dari Golkar banyak disayangkan para elite partai pohon beringin itu. Namun Ace tetap optimistis mempertahankan elektabilitas dan yakin tetap memiliki pendukung setia.
"Soal apakah akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Golkar? Kita lihat nanti hasilnya di tahun 2019 nanti. Namun kami yakin bahwa Partai Golkar merupakan partai terbuka dan mandiri. Tidak tergantung pada seseorang atau keluarga tertentu," sebut Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu.
![]() |
"Kader Partai Golkar bisa keluar dan kami akan tetap menumbuhkan kader-kader lain yang siap menggantikan Ibu Titiek," imbuhnya.
Seperti diketahui, Titiek mengumumkan kepindahannya dari Golkar untuk bergabung dengan Berkarya pada Senin (11/6). Alasan mundurnya ia dari Golkar adalah perasaan kecewa terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan Golkar diketahui sebagai pendukung Jokowi sehingga membuat Titiek tak bisa bersuara.
"Saya adalah anak biologis Presiden Soeharto! Saya tidak bisa berdiam diri untuk tidak menyuarakan jeritan rakyat. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk keluar dari Partai Golkar dan memilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui Partai Berkarya," ujar Titiek lewat pernyataannya kepada wartawan, Senin (11/6).
Titiek juga menyatakan, selama di Golkar, dia tak bisa mengkritik pemerintah karena partai tersebut mendukung pemerintahan Presiden Jokowi. Kritik yang disampaikan Titiek antara lain tentang tenaga kerja, sumber daya alam, dan narkoba.
"Partai Berkarya harus lulus parliamentary threshold dalam pemilu legislatif tahun depan agar Partai Berkarya dapat melanjutkan cita-cita Pak Harto untuk menyejahterakan bangsa ini, mencerdaskan bangsa ini, menciptakan kehidupan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," ujar Titiek.
Pernyataan tersebut secara tegas menyampaikan arah politik Titiek yang ingin membangkitkan gaya kepemimpinan sang ayah, Soeharto. Partai Berkarya pun seolah menjadi partai keluarga Pak Harto. Soeharto merupakan pemimpin era Orde Baru di Indonesia. Soeharto memimpin Indonesia selama 32 tahun, tapi tumbang pada 1998 karena gejolak reformasi yang digulirkan berbagai elemen masyarakat.
Tonton juga 'Mbak Tutut Jawab Tudingan KKN Keluarga Cendana':
(elz/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini