Pertemuan yang berlangsung sejak pukul 16.30 WIB ini diakhiri dengan salat tarawih berjemaah di musala pribadi Habibie.
Rommy menyebut selama pertemuan, Habibie banyak bercerita tentang pengalamannya, mulai memimpin Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), diangkat menjadi Menteri Riset dan Teknologi, kemudian menjadi wakil presiden, hingga menjadi presiden menggantikan Soeharto pada 1998. Habibie juga bercerita tentang krisis keuangan yang dialami Indonesia pada 1997-1998.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Habibie bercerita bagaimana dia tidak menyangka diangkat menjadi wakil presiden oleh Pak Harto. Kemudian diangkat menjadi presiden menggantikan Pak Harto pada 1998," cerita Rommy, sapaan akrabnya.
![]() |
Habibie, menurut Rommy, masih bercita-cita Indonesia mampu membangun industri manufaktur strategis berteknologi tinggi, khususnya di bidang kedirgantaraan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sudah seharusnya memiliki industri pesawat terbang dan kapal yang andal, sehingga kebutuhan transportasi antarpulau bisa disediakan sendiri oleh industri dalam negeri.
"Beliau (Habibie) berkeinginan agar Indonesia menguasai iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dengan tetap berlandaskan imtak (iman dan takwa)," jelas Rommy.
![]() |
Habibie, menurut Rommy, menyebut bahwa guna menjadi negara yang menguasai iptek dan memiliki industri manufaktur bertekonologi tinggi, perlu dukungan semua pihak, termasuk dukungan politik.
"Pak Habibie berharap kepada saya sebagai politisi dan salah satu ketua partai untuk bisa lebih baik dalam menghadapi tantangan yang ada ada dan dapat berkontribusi besar Indonesia. Sekaligus bisa kembali meningkatkan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia," jelas Rommy. (idr/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini