Kapolri Siapkan Skenario Terburuk Hadapi Puncak Arus Mudik di Merak

Kapolri Siapkan Skenario Terburuk Hadapi Puncak Arus Mudik di Merak

M Iqbal - detikNews
Senin, 11 Jun 2018 14:18 WIB
Foto: Kapolri Jenderal Tito Karnavian (Iqbal-detik)
Merak - Puncak arus mudik di Pelabuhan Merak masih belum terjadi hingga H-4 Lebaran. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyiapkan skenario terburuk menghadapi lonjakan penumpang pada puncak arus mudik.

Skenario terburuk disiapkan agar kepadatan yang terjadi seperti tahun lalu tidak terjadi pada arus mudik tahun ini. Tito mengatakan, tahun lalu kemacetan terjadi di Cikuasa atas hingga ke dalam tol Merak.

"Nah ini kita berpikir mau tidak mau worst scenario jadi itu berpikir yang terburuk bahwa memang puncak arus mudik ini ke arah Merak belum terjadi," katanya dalam rapat koordinasi di Terminal Terpadu Merak, Senin (11/6/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalolri mengungkapkan, ada tiga titik permasalahan yang biasa terjadi pada arus mudik di Pelabuhan Merak, di antaranya permasalahan di pemberangkatan, antrean masuk menuju pelabuhan, dan kemacetan di tol Tangerang-Merak.

"Tahun lalu problemnya semua tiga-tiganya sampai titik tol sehingga tiga-tiganya ini memang semua harus punya rencana kontijensi," ujarnya.

Kapolri meminta semua pihak bersiap mengatur arus lalu lintas untuk memecah kepadatan di tiga titik tersebut. Karena menurut Kapolri, permasalahan di tiga titik itu selalu terjadi saat puncak arus mudik.

"Kemudian yag terakhir di titik yang diperkirakan akan masuk, semua kesiapan kita, (mulai dari) kesehatan, ambulan, BBM, toilet dan juga anggota yang jaga ini juga harus kita siapkan," paparnya.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyoroti soal penggunaan kapal Landing Craft Tank (LCT) sebagai kapal roro. Ia menegaskan pihak yang menggunakan kapal ini untuk angkutan penumpang agar melengkapi semua persyaratan keselamatan.

"Saya khusus bicara menganai kapal LCT bisa menjadi roro. Tahun lalu saya sampaikan, tahun sekarang terjadi (lagi)," kata Budi Karya saat meninjau Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Senin (11/6/2018).

Pertama, ia meminta agar pihak yang mengoperasikan LCT harus menggunakan twin engine. Kedua, harus memiliki dua pintu rampa dan alas ganda. Karena jika kurang, maka kapal tidak stabil saat melakukan perjalanan. Selain itu, ruang akomodasi juga harus tersedia bersama life jacket, prosedur darurat dan ketersediaan personel yang kompeten.

"Ini untuk KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) dan Pak Kapolda bisa menjadi catatan," katanya.

Di samping itu, jarak pandang juga juga tidak boleh terhalang oleh pintu rampa. Juga penghitungan kontstruksi harus disesuaikan sedemikan rupa seperti kapal penumpang.

"Ada beberapa yang mengoperasikan yang sebetulnya bukan kapal roro," katanya.

Ia menegaskan, karena jika persyaratan ini tak tepenuhi, maka keselamatan penumpang bisa terancam. Ia meminta semua pihak memperhatikan hal ini dan bisa menghubungi PT BKI yang mengetahui klasifikasi dari LCT menjadi kapal roro. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads