Meriahnya Festival Islami di Negeri Sakura

Meriahnya Festival Islami di Negeri Sakura

Suherni Sulaeman - detikNews
Sabtu, 09 Jun 2018 05:55 WIB
Meriahnya Festival Islami di Negeri Sakura
Suasana pembukaan acara. dok. pribadi
Tokyo - Ramadan merupakan bulan suci dan mulia bagi umat Islam di seluruh dunia. Momentumnya dimanfaatkan tidak hanya untuk memperbaiki kesalihan pribadi setiap pemeluknya, namun juga dijadikan sebagai sarana syiar Islam kepada lingkungan sekitar khususnya bagi masyarakat bukan pemeluk agama Islam.

Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) dengan didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, dan berbagai komunitas muslim di Jepang, menyelenggarakan acara Islamic Cultural Festival 2018 pada tanggal 2 Juni 2018, di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT). Ini adalah acara tahunan yang memperkenalkan Islam melalui pertukaran budaya, khususnya untuk masyarakat Jepang.

"Agama Islam mengajarkan agar pemeluknya selalu menjaga hubungan baik dengan sesama manusia di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, melalui acara ini, diharapkan masyarakat Jepang yang hadir dapat mengenal dan bersentuhan lebih jauh dengan budaya negara-negara Islam. Sekaligus menjadi ajang saling mengenal baik antara umat Islam yang tinggal di sekitar Tokyo, maupun dengan warga sekitar yang tertarik dengan kebudayaan Islam," ujar Ketua Umum KMII Jepang M. Abbas Ridwan saat memberikan sambutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sekum KMII Jepang Dedy Eka Priyanto, dalam keterangannya via email yang diterima detikcom, Sabtu (9/6/2018) menyebutkan, acara yang diselenggarakan untuk keempat kalinya semenjak tahun 2015 ini, mengambil tema 'Muslim around the World'.

"Lebih dari 200 orang hadir meramaikan acara tahunan ini, dengan komposisi sekitar 60% orang Jepang dan sisanya warga muslim dari Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bangladesh dan Turki yang pada umumnya berdomisili di wilayah sekitar Tokyo," rincinya.

Wanita Jepang mencoba hijab. Wanita Jepang mencoba hijab. Foto: dok. pribadi


Di awal acara, peserta diajak mencoba pakaian khas negara muslim, seperti hijab, baju abaya atau baju kurung untuk perempuan. Ditambah lagi dengan stan hiasan henna, dengan memakai ramuan alami tumbuhan pacar untuk dihias di sekitar tangan.

Bagi peserta laki-laki, disediakan topi khas Arab taqiyah dan tidak ketinggalan peci dan baju koko khas Indonesia. Selain itu, tersedia juga stand kaligrafi yang memungkinkan peserta belajar teknik menulis kaligrafi yang menggunakan bambu dan tinta sebagai alatnya.

Antusiasme mengikuti kelas kaligrafi. Antusiasme mengikuti kelas kaligrafi. Foto: dok. pribadi


Untuk menambah pengetahuan tentang Islam, seminar dan talkshow tentang 'Muslim around the World' juga diadakan dengan mengundang pembicara dari orang Jepang, Ustadz Ahmad Maeno.

Pada bagian talkshow, diskusi dimeriahkan oleh dua orang guest-speaker yaitu Yazid Aufa dan Jahangir Mujahed. Yazid Aufa adalah seorang muslimah kelahiran Jepang berdarah Indonesia yang berprofesi sebagai model busana muslim.

Hiasan henna oleh desainer Jepang. Hiasan henna oleh desainer Jepang. Foto: dok. pribadi


Sedangkan Jahangir Mujahed adalah seorang muslim Bangladesh yang sudah lama menetap di Jepang dan sekaligus sebagai owner di restoran Italia yang menyajikan makanan dan menu halal.

Ketika talkshow, dibahas seputar perjalanan spiritual ustaz Maeno di awal pertama kali beliau memeluk Islam. Lalu, Aufa Yazid menuturkan perjuangannya mempromosikan Islam di lingkungan pergaulannya dengan mengoptimalkan keahliannya mendesain dan menampilkan fashion Islami di media sosial.

Suasana talkshow. Suasana talkshow. Foto: dok. pribadi


Sedangkan Jahangir Mujahed bercerita seru seputar pengalaman dia menyampaikan Islam melalui dunia masakan, dan bercita-cita untuk meluaskan konsep makanan halal sehingga makin banyak dikonsumsi oleh orang Islam di Jepang.

Menjelang berbuka puasa, peserta dibuat kagum dengan penampilan tari rebana dan peragaan pencak silat oleh siswa siswi Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT).

Meriahnya Festival Islami di Negeri Sakura Saat berbuka puasa bersama. Foto: dok. pribadi


Azan Magrib pun berkumandang dan saatnya berbuka. Pengunjung diajak mencicipi makanan tradisional dari berbagai negara muslim. Ada nasi tumpeng dan sambal goreng khas Indonesia, fatteh khas Suriah, sampai sajian khas dari Turki.



"Acara ini selalu kami nantikan. Senang bisa mencoba makanan dari berbagai negara yang menunya selalu berganti, bisa melihat dalam masjid dan bisa belajar banyak tentang Islam," demikian kesan dari warga Jepang, Tamura dan istrinya yang non muslim. Mereka mengaku tidak pernah ketinggalan untuk selalu hadir di acara tahunan ini.

Meriahnya Festival Islami di Negeri Sakura Sebagian para peserta acara. Foto: dok. pribadi


Selain Islamic Cultural Festival, KMII juga mengadakan IslamZemi, seminar bulanan untuk orang Jepang yang mengajarkan Islam dari dasar dan tematis.

Acara ini juga banyak dihadiri oleh non-muslim Jepang yang tertarik dengan Islam. Acara-acara seperti ini menambah semarak syiar agama Islam di bumi sakura. (rns/rns)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads