"Menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi," kata ketua majelis hakim membacakan putusan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2018).
Hakim menyatakan suap itu terkait pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) terhadap PT Jasa Marga Cabang Purbaleunyi. Hakim menyebut Sigit pernah meminta nomor rekening Setia Budi untuk mengembalikan biaya pembelian moge tersebut, namun Setia Budi tidak memberikan nomor rekening.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahwa di persidangan terungkap juga fakta-fakta di proses penyidikan. Saksi Setia Budi ketika akan melaksanakan salat Jumat di rutan KPK bertemu dengan terdakwa dan saat itu terdakwa mengatakan 'Kita bersaudara, mas konsepnya kita jual beli ya'. Yang saksi Setia Budi pahami saat itu adalah agar saksi Setia Budi menjelaskan kepada penyidik KPK bahwa pemberian motor tersebut seolah-olah jual beli antara terdakwa dan saksi Setia Budi hingga tidak ada kaitannya dengan audit BPK," ucap hakim.
Hakim menyatakan motor Harley Davidson seharga Rp 115 juta itu dibeli dengan uang Setia Budi. Moge tersebut dibeli dan diserahkan ke Sigit pada bulan Agustus 2017.
Selain moge, Sigit juga disebut menerima fasilitas hiburan dari Setia Budi. Fasilitas hiburan yang dimaksud adalah karaoke di Las Vegas, Plaza Semanggi Jakarta.
Hakim juga menolak justice collabolator (JC) yang diajukan oleh Sigit. Menurut hakim, Sigit tak memenuhi syarat sebagai JC.
"Terdakwa merupaka pelaku utama, terdakwa tidak mengungkap pelaku lain yang punya peran lebih besar sehingga tidak memenuhi syarat sebagai justice collabolator," ucap hakim.
Atas putusan ini, Sigit mengaku menerima putusan hakim. Sementara jaksa menyatakan pikir-pikir. (haf/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini