Seperti dilansir AFP, Senin (4/6/2018), Aso menyatakan dirinya tidak akan mengundurkan diri dari jabatannya. Pengembalian gaji ini dilakukan Aso setelah terungkap bahwa para pejabat kementerian keuangan telah menghapus ratusan referensi soal PM Abe, istrinya dan Aso dari dokumen-dokumen terkait skandal penjualan tanah negara di bawah harga pasar.
"Saya secara sukarela mengembalikan gaji saya selama 12 bulan sebagai menteri kabinet, karena persoalan ini telah melukai kepercayaan publik terhadap kementerian keuangan dan pemerintahan secara keseluruhan," ucap Aso kepada wartawan setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai Menteri Keuangan Jepang, Aso menerima pendapatan sebesar 30 juta yen atau setara Rp 3,7 miliar per tahun. Aso sendiri tercatat sebagai menteri terkaya dalam jajaran kabinet PM Abe, dengan kekayaan keluarga besarnya yang melimpah yang didapat dari bisnis pertambangan.
Dalam konferensi pers, Aso menyatakan pihak kementerian telah menjatuhkan sanksi terhadap sekitar 20 pejabat, mulai dari memotong gaji hingga merilis teguran lisan. "Dokumen administratif yang disetujui secara resmi tidak seharusnya diubah dan diajukan ke parlemen. Saya mendapati hal ini sungguh luar biasa disesalkan," sebutnya.
Dalam keterangan terpisah, PM Abe menyatakan dirinya ingin agar Aso tetap menjabat demi memastikan semua pelajaran bisa dipetik dari skandal yang menyelimuti pemerintahannya. PM Abe ingin agar Aso 'tetap memimpin dan memenuhi tanggung jawabnya'.
"Kita harus melakukan pengkajian menyeluruh soal bagaimana cara menyimpan dokumen publik dan mengambil langkah-langkah agar hal semacam ini tidak terulang," ucapnya.
Skandal ini berpusat pada pembelian tanah milik negara tahun 2016 kepada pihak pengelola sekolah yang mengklaim dekat dengan PM Abe dan istrinya, Akie. Tanah negara itu dilaporkan dijual dengan harga di bawah pasar.
(nvc/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini