Namun tak semua perempuan tampaknya menyambut dengan antusias, kata Donny Agustinus, seorang warga Indonesia yang sudah 10 tahun menetap di Dammam, Saudi.
"Yang menyambut dengan baik adalah anak-anak muda karena sekarang makin banyak perempuan muda di Saudi yang bekerja dan dengan peraturan baru ini, mereka nanti bisa ke kantor dengan mobil," kata Donny kepada BBC Indonesia.
Sementara untuk ibu-ibu, dalam pantauan Donny, mereka lebih senang bepergian dengan mobil yang dikendarai suami, anggota keluarga, atau sopir pribadi.
Alasan terbesarnya adalah situasi di jalan yang kadang dianggap tidak terlalu kondusif untuk mengendarai mobil.
"Selama ini kan para perempuan tahu bagaimana situasi di jalan yang bisa membuat stres, tidak hanya bagi mereka tapi juga untuk kaum laki-laki," kata Donny.
Ia menuturkan penerapan aturan lalu-lintas di Saudi bisa dikatakan lemah dan polisi jarang turun tangan kecuali jika sudah terjadi kecelakaan.
- Kaum perempuan di Arab Saudi akan dibolehkan menyetir kendaraan mulai 2018
- Aktivis gerakan 'perempuan menyetir' Arab Saudi ditahan lagi
- Arab Saudi izinkan percakapan suara dan video lewat internet
Ini membuat orang bisa ugal-ugalan ketika berada di jalan, mulai dari mengebut hingga menyalip bukan dari jalur yang diperbolehkan.
"Orang tiba-tiba memotong jalur kita, itu sudah biasa di sini. Para perempuan tahu betul bahwa mengemudikan mobil di Saudi bisa membuat stres," katanya.
Donny mengatakan kaum perempuan di Saudi bisa menyetir sendiri meski dalam situasi yang terbatas, misalnya mengendarai mobil di kompleks perempuan.
Jika ada keperluan dan anggota keluarga tidak tersedia, para perempuan biasanya menggunakan taksi yang tidak berlogo yang bisa dipesan dari rumah atau dengan sopir.
Pegiat dipenjaraDonny mengatakan tingkat keamanan moda transportasi ini sangat baik dan aparat penegak hukum di Saudi tak segan-segan menjatuhkan hukuman berat jika ada sopir pribadi atau sopir taksi yang terbukti melecehkan perempuan.
Pekan lalu, majalah Vogue Arabia menampilkan sampul dengan foto anggota kerajaan, Putri Hayfa, di belakang kemudi mobil untuk menandai dibolehkannya kaum perempuan menyetir.
This June, the Kingdom of Saudi Arabia is putting women in the driving seat - and so are we. https://t.co/CaOwxsdQQI
β Vogue Arabia (@VogueArabia) May 30, 2018
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Kaum perempuan di Arab Saudi akan dibolehkan menyetir kendaraan
- Ulama Saudi: Perempuan Arab Saudi tidak harus kenakan abaya
- Perempuan Saudi untuk pertama kali boleh tonton laga bola di stadion
Sementara para pegiat perempuan yang sejak awal menuntut hak mengemudi ditahan maupun dimasukkan ke dalam penjara dan media menggambarkan mereka sebagai pengkhianat.
Hey @VogueArabia what about the 10 Saudi activists who spoke out on this very issue of women's rights - and are now being held incommunicado with no lawyer? No mention of them? Sign the petition to the @UN https://t.co/YEl5qH97lo
β Peter (@pjluntz) May 31, 2018
Raja Salman memerintahkan pencabutan larangan menyetir bagi perempuan pada September 2017.
Perubahan aturan menyetir bagi perempuan dikeluarkan setelah kaum perempuan dan para pegiat hak asasi manusia mengajukan keberatan selama bertahun-tahun.
Saudi adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang kaum perempuan untuk menyetir kendaraan dan beberapa perempuan didenda dan dipenjara karena melakukan aktivitas tersebut.
Beberapa waktu lalu seorang ulama Saudi memicu kemarahan setelah mengatakan kaum perempuan terlalu bodoh untuk mengendarai mobil.