Menjadi Muslim Zaman Now

Tanya Jawab Islam

Menjadi Muslim Zaman Now

Tim detikRamadan - detikNews
Sabtu, 02 Jun 2018 22:21 WIB
Jakarta - Budaya Arab memiliki pengaruh kuat pada masyarakat muslim non Arab dalam mengidentifikasi dirinya. Arab menjadi kiblat gaya hidup Islami. Nama Arab, bahasa Arab, pakaian Arab dan hal lain berbau Arab diyakini memiliki nilai religus.

Hal yang sama terjadi pada budaya Barat. Barat dipandang sebagai kiblat gaya hidup modern. Segala hal berbau Barat, dihayati sebagai sesuatu yang modern.

Sementara itu, umat muslim Indonesia bukanlah orang Arab maupun Barat. Bagaimana menjadi muslim yang kaffah atau menyeluruh di tengah modernisasi zaman?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dr Nur Rofiah, Bil. Uzm, menyebutkan bahwa di zaman sekarang, muslim dan muslimah punya identitas yang berlapis-lapis. Pertama, sebagai warga negara, yakni orang Indonesia. Kedua, sebagai muslim, dan yang ketiga sebagai orang yang hidup di zaman modern.

Yang menjadi persoalan, kadang-kadang ketika kita menjadi seorang muslim, kita dituntut untuk se-Arab mungkin. Sebaliknya sebagai orang yang modern, kita dituntut untuk kebarat-baratan atau se-barat mungkin.

Pertanyaannya, apakah bisa menjadi seorang muslim tanpa kehilangan jati diri sebagai warga negara? Nur menjawab, sangat mungkin.

"Karena jati diri utama seorang muslim sesungguhnya ditentukan oleh ketakwaannya 'Inna akramakum 'indallahi atqaakum'. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa, menurut Allah," ujar dosen Institut PTIQ Jakarta ini.

Disebutkan Nur, ini adalah jati diri sesungguhnya yang tidak boleh ditinggalkan. Jadilah seorang muslim yang bertakwa, sehingga bisa menjalani hidup dengan melekatkan status sebagai hamba Allah.

"Di sisi lain kita juga bisa menjalankan hidup sesuai dengan amanah yang melekat pada setiap manusia sebagai khalifah fil ardhi, yang bertugas untuk mewujudkan kemaslahatan di mana pun di muka Bumi ini," urai Nur.

Maka dalam berhubungan dengan Allah, imbuh Nur, kita mesti mengikuti apa yang diajarkan oleh agama. Tetapi, dalam berhubungan dengan manusia untuk mewujudkan kemaslahatan kepada makhluk di muka Bumi, maka kita perlu menyerap sebanyak mungkin budaya dari manapun yang baik, dan meninggalkan budaya dari manapun yang jelek termasuk dari budaya kita sendiri.

Oleh karena itu, Nur kembali menegaskan, budaya dari mana pun, jika itu budaya-budaya yang baik, maka kita wajib menyerapnya sebanyak mungkin, dan sebisa mungkin juga meninggalkan budaya yang menyebabkan mafsadat atau kerusakan.



"Inilah jati diri seorang muslim modern yaitu seorang yang bisa menjaga ketakwaannya dan bisa berjalan sesuai dengan denyut zaman dan menghilangkan mafsadat sesuai dengan tuntutan zaman," tutup Nur.

Penjelasan selengkapnya, simak video sketsa berikut ini:




Saksikan program Tanya Jawab Islam, setiap hari pukul 17:35 WIB selama Ramadan di detikcom.



Tonton juga video spesial Ramadan lainnya tentang mengaji berikut ini:

(rns/rns)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads