Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Royke Lumowa mengatakan jalan sementara di samping jembatan Kali Kenteng itu sangat curam. Jembatan ini berada di kilometer 22.
"Hanya, yang agak krusial jembatan Kali Kenteng itu karena harus lewat lean concrete. Jalannya memang satu lajur, terus grid elevasinya 10-15 derajat. Itu memang rawan tanjakan, agak berat. Kalau hujan pasti licin," ujar Royke, Sabtu (2/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti kita lihat situasi kalau memang mungkin sebagian besar kita akan lewatkan arteri saja. Kami lihat situasi karena toh jalan arteri Salatiga-Solo tidak begitu padat di kesehariannya," kata dia.
Royke menyarankan kecepatan untuk melewati tol fungsional ini hanya 50 km/jam. Jika nanti digunakan, jalur ini hanya berfungsi sampai sore hari.
"Kami sarankan sih 40 km/jam kalau bisa. Lihat situasi. Kalau arteri lancar, malam tidak usah difungsikan (malam hari) karena belum ada penerangan dan infrastruktur dan instrumen keselamatan yang lain," kata Royke.
Sementara itu, untuk kesiapan mudik nanti, debu pekat yang beterbangan akan dibersihkan. Ia mengatakan, selain akibat proses konstruksi, pekatnya debu berasal dari erupsi Gunung Merapi yang sempat terjadi.
"Tidak, debu ini nanti akan disiram, disapu, kemarin memang ada sedikit semburan dari Merapi. Mudah-mudahan ke depan Merapi agak kurang sedikit, nggak boleh ngamuk, kalem, sehingga tidak ganggu masyarakat mudik," tutupnya.
"Kalau yang libur resmi itu kan pemerintah sama perusahaan swasta besar. Tetapi yang nonformal... makanya kami prediksi tetap H-2, H-3. Kami sudah antisipasi dari hari Sabtu tanggal 9 (Juni) atau Jumat sudah kami antisipasi," imbuhnya. (aan/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini