"Nah saya lihat gini, saya mau bilang orang mau jalan ke haji dan umrah namanya dalam Quran itu, kalau orang mau jalan ke haji dan umrah menurut aturannya, telepon aja orang tidak boleh pakai di sana konsentrasi untuk ibadah umrah dan haji di sana," kata Ngabalin di kantor DPD Golkar, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (1/6/2018).
"Jadi kalau nanti diumumkan bertemu dengan imam besar, itu imam besar kita Habib Rizieq untuk kepentingan politik praktis kurang bagus nanti di Tanah Air. Sebagai seorang muslim nanti tidak enak didengar oleh diketahui umat Protestan, Hindu, dan lain-lain. Dijaga itu semangat kebinekaan itu maksud saya gitu, nggak ada pengertian lain," urainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini, Amien Rais bersama elite PKS dan tokoh Persaudaraan Alumni (PA) 212 berangkat menuju Mekah. Ngabalin mempertanyakan alasan Amien Rais mengajak Persaudaraan Alumni 212.
"Saya cuma bilang soal itu menyarankan kan Pak Amien, Partai Amanat Nasional, kenapa nggak dipakain itu? Kasihan Presidium 212 itu saya ikut. Mengubah presidium ke persaudaraan itu, saya ikut pendirinya adalah seluruh orang yang datang di Monas, pemegang sahamnya adalah seluruh orang yang datang di Monas. Saya tidak mau persaudaraan 212 dipakai sebagai alat politik praktis Pak," paparnya.
Dia pun menyayangkan jika PA 212 menjadi berafiliasi dengan politik. Ngabalin berpendapat lebih baik para tokoh PA 212 itu bergabung ke parpol dan tidak menggunakan atribut PA 212.
"Silakan sana ke PAN ke Partai Amanat Nasional punya Pak Amien Rais, masuk Gerindra-lah yang banyak-banyak. Kalau yang mau masuk Partai Bulan Bintang silakan, saya waktu itu datang saya dengar pernyataan itu silakan. Tapi jangan pakai nama PA 212, jadi politik praktis. Saya keberatan sebagai anak umat," ucap Ngabalin.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini