"Saat kecelakaan, nggak ada yang memakai pelampung, saya tidak tahu juga apakah ada pelampung atau tidak di speedboat," kata salah satu penumpang, Edi Sucipto, saat ditemui di RS AK Gani Palembang, Rabu (30/5/2018).
Dikatakan Sucipto, mayoritas penumpang memang tidak ada yang menggunakan pelampung saat dalam perjalanan. Hal ini diduga menjadi penyebab hilangnya dua penumpang lain. Apalagi jika korban tidak bisa berenang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami yang selamat sebenarnya sempat terbawa arus juga ratusan meter sampai ditolong warga. Ada yang luka-luka," kata pria berusia 43 tahun ini.
Masih menurut Sucipto, selain 2 korban tewas, ada sepasang suami-istri yang juga hilang, yakni Sumali dan Sukatmi. Keduanya merupakan warga Jalur 14 Banyuasin.
Dari pantauan detikcom di Rumah Sakit AK Gani, Palembang, terlihat penyidik dari Polair Polresta Palembang, Polda Sumsel, Basarnas, dan Jasa Raharaja sudah berada di lokasi. Mereka datang untuk melakukan pendataan dan memastikan korban dalam keadaan selamat.
"Kami datang ke sini untuk memastikan korban dapat perawatan dan jaminan dari rumah sakit. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Polair untuk buat laporan guna proses santunan dan juga perawatan," kata Kepala Jasa Raharja Cabang Sumsel Taufik Adnan.
Sebagaimana diketahui, speedboat 200 PK ini berangkat berangkat dari Jalur 14, Banyuasin, sekitar pukul 06.30 WIB. Speedboat mengalami tabrakan di dekat Jembatan Ampera dan sampai saat ini 2 orang diketahui tewas dan 2 hilang. (asp/asp)