Kegiatan sahur dimulai pada dini hari, yakni sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Hal ini lantaran imsak jatuh sekitar pukul 03.00 (pukul 06.00 WIB), dan 10 menit berselang sudah masuk waktu subuh.
Seperti yang detikcom jalani pada Senin (28/5/2018). Atas saran dari staf lokal KBRI Baku, Ali Huseyinli, untuk makan sahur sebaiknya dilakukan dengan mengorder makan pagi yang dimajukan sangat dini sekali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menu sahur saya pada dini hari ini adalah: salad, beberapa potong keju, beberapa potong roti tawar, croissant, butter, 2 butir telur ayam, muesli, dan yoghurt. Plus 2 botol air mineral, sangat cukup untuk bekal puasa hari ini.
![]() |
Cuaca di Baku hari ini cerah. Matahari bersinar dengan hangat, tapi terkadang berangin, dengan suhu yang sejuk sekitar 20 derajat Celsius. Dengan cuaca seperti ini, puasa 17 jam jadi tidak terasa. Matahari di sini baru tenggelam sekitar pukul 20.00 (pukul 23.00 WIB) waktu setempat. Tidak terdengar azan karena letak masjid di sekitar tempat saya berada cukup jauh. Jadilah mengandalkan jadwal imsakiyah yang telah diberikan Ali dan jam di telepon seluler saya saja.
Untuk menu berbuka, tak jauh dari menu sahur. Biasanya ada kurma, minuman semacam infused water, air yang direbus dengan buah-buahan plus gula yang dinamakan 'kompot', serta aneka salad dan daging bakar yang dimakan dengan roti.
![]() |
![]() |
Dan, sudah menjadi tradisi orang Azerbaijan, bila makan berat ditutup dengan minum teh.
![]() |
Kehidupan saat Ramadan di Baku biasa saja, tidak ada yang istimewa dan mencolok. detikcom menyaksikan pada Senin (28/5/2018) kemarin, penjual makanan tetap berjualan secara terbuka, rumah-rumah makan tetap beroperasi, tanpa tirai penutup seperti di Indonesia. Mereka yang tidak berpuasa, ya, makan saja secara terbuka. Semua berjalan dengan santai.
![]() |
![]() |
![]() |
Pada Senin ini, kebetulan adalah hari libur nasional. Azerbaijan sedang memperingati 100 tahun kemerdekaannya. Warga terlihat bercengkerama bersama keluarga, memenuhi taman-taman kota.
Ada pula yang berziarah ke taman makam pahlawan Sahidler Xiyabani, mengenang pahlawan mereka yang gugur karena memperjuangkan kemerdekaan Azerbaijan.
Atau yang sekadar jalan-jalan di Taman Dagustu, yang tak jauh di sekitar makam pahlawan itu. Seperti 3 remaja putri yang datang dari kota tetangga Baku, Sumgayit, ini.
Adalah Sabina (19), Augun (19), dan Zarefah (20), yang memutuskan berjalan-jalan ke Kota Baku untuk merayakan ulang tahun Augun. Meski demikian, ketiganya tak alpa untuk berpuasa hari ini.
![]() |
"Saya puasa," demikian kata Sabina, begitu juga 2 temannya.
Sabina pun mengaku tak ada kegiatan khusus menjelang buka puasa, yang kalau di Indonesia dikenal dengan sebutan ngabuburit.
"Kami mahasiswa, jadi sampai jam 18.00 kami di kampus. Setelah itu ya kami belajar di rumah," tutur Sabina.
Untuk menu berbuka, Sabina mengaku tak ada menu khusus. "Air putih, kurma, dan makan sup. Karena itu bagus sekali bila kita puasa di siang hari," tuturnya.
Selanjutnya, Sabina mengaku biasanya dilanjutkan dengan makan plov, semacam nasi khas Azerbaijan dan membuat dolma, yakni daging cincang dan nasi dicampur, lalu dibungkus dengan daun anggur.
Nah, apakah Sabina juga menjalankan tarawih? Dengan malu-malu Sabina menjawab tidak. "Banyak orang Azerbaijan berpuasa, tapi yang salat (tarawih) sedikit," jelasnya.
Tantangan puasa tahun ini, menurut Sabina, tidak ada sama sekali. "Walaupun bukan muslim pun sebenarnya bagus sekali berpuasa, karena bisa merasakan empati orang yang kelaparan," tutur perempuan cantik ini.
Azerbaijan sendiri adalah negara pecahan Uni Soviet yang terletak di tepi Laut Kaspia. Sebanyak 95% warga Azerbaijan adalah muslim, sebagian besarnya Syiah dan sisanya Sunni. Ada belasan etnis yang menghuni negeri ini.
Mayoritas tentu saja etnis Azerbaijan, ada pula etnis Turki, Ukraina, Rusia, Yahudi, Kurdi, dan sebagainya. Meski demikian, mereka hidup damai dan berdampingan. Praktik Islam di negara ini sangat moderat, cenderung sekuler dan multikultural.
(rns/rns)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini