"Pembangunan ekonomi umat dan Sumut bisa dimaksimalkan dengan kekompakan dalam berekonomi. Misalnya dengan membangun koperasi syariah seperti 212 Mart ini," kata Ijeck, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis, Senin (28/5/2018).
Hal itu disampaikannya saat menghadiri pemberian santunan anak yatim di 212 Mart, Jalan STM Ujung, Medan, Minggu (27/5/2018). Menurut Ijeck, keberadaan minimarket 212 Mart patut diapresiasi, karena lahir dari semangat konsolidasi umat untuk menyaingi kapitalisme yang berada di tengah masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"212 Mart ini aset umat Islam, kehadirannya tidak hanya bisa menjadi penopang ekonomi masyarakat, tapi juga diharapkan menjadi model acuan bagi pengembangan bisnis retail lainnya di masyarakat," ungkapnya.
Dikatakan Ijeck, 212 Mart ini menjalankan sistem koperasi yang ideal, sistem yang mendatangkan keuntungan bagi setiap anggotanya. Bukan koperasi yang dibuat untuk menutupi aktivitas rente.
"Model koperasi yang membangun kesejahteraan masyarakat harus didukung. Koperasi juga bentuk pembangunan ekonomi yang bermartabat dengan sifat gotong royongnya," kata Ijeck.
Ijeck juga menuturkan program penguatan ekonomi umat berbasis masjid dan pondok pesantren harus dimaksimalkan ke depannya di Sumut.
"Apalagi baru-baru ini Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menggerakkan Pesantrenpreneur. Ini tepat untuk meningkatkan kualitas perekonomian umat. Sangat membanggakan," katanya.
Dia mengatakan, pesantren di Sumut adalah sebuah kekuatan besar yang mempunyai sumber daya manusia berlimpah untuk digerakkan menjadi penggerak di masyarakat. Selama ini pesantren telah meneguhkan diri sebagai pencetak SDM unggul dengan model pendidikannya yang bermartabat.
"Pasar tidak hanya butuh barang yang halal, tapi juga butuh tata niaga yang islami, perilaku bisnis dalam rantai produksi yang beretika. Dan itu bisa dimulai dari pesantren dan masjid," kata Ijeck. (idr/ega)