Pakar: Paslon Pilgub Jateng Tak Singgung Isu Lingkungan

Solo - Jawa Tengah memiliki sejumlah masalah lingkungan yang harus diselesaikan. Namun dalam Pilgub Jateng 2018 ini, isu tersebut dinilai tidak krusial dan tidak berpengaruh terhadap hasil pemilu.

Hal tersebut terungkap dalam diskusi sosiologi tentang pengaruh isu lingkungan dalam Pilgub Jateng 2018. Hadir sebagai pembicara ialah Direktur Survei Humaniora Institut Yogyakarta, Masdar Farid.

"Seperti masalah di Kendeng, Blok Cepu, Aqua di Klaten, dan sebagainya. Masyarakat masih menganggap isu lingkungan tidak ada hubungan dengan politik," kata Masdar di Teras Sosiologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Senin (28/5/2018).

Masdar mengatakan masyarakat tidak memahami betul permasalahan lingkungan yang dihadapi. Isu-isu lingkungan, kata dia, hanya dapat ditangkap oleh masyarakat tertentu.

Baca juga: Oknum Komisioner KPID Dilaporkan Jadi Timses di Pilgub Jateng

"Dari kalangan nasionalis menilai belum penting, mereka juga tidak tahu isunya seperti apa. Begitu juga pandangan masyarakat berideologi Islam yang apatis, mereka lebih bergerak dalam perniagaan," ujarnya.

Dalam Pilgub Jateng kali ini, kedua pasangan calon (paslon) sama-sama diisi oleh representasi nasionalis dan ideologi Islam. Sayangnya, kata Masdar, keduanya tidak memiliki kepentingan untuk memperjuangkan penanganan isu lingkungan.

Baca juga: Ada Oleh-oleh Unik dari Bandungan, Tomat Rasa Kurma!

"Sejauh ini belum ada paslon yang memaparkan solusi untuk menyelesaikan isu lingkungan," ujar peneliti Wanagama Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Dia memprediksi bahwa Pilgub Jateng nanti akan berakhir dengan hasil yang tak jauh berbeda dengan Pilgub sebelumnya. Ganjar dinilai masih bisa menang meskipun beberapa isu lingkungan menyerang dirinya.

"Memang warga terdampak masalah lingkungan mulai ada kesadaran. Saya teliti, mereka sadar tidak akan memilih calon yang sama. Tapi jumlah mereka sangat kecil, sehingga tidak terlalu berpengaruh," tutupnya. (bgs/bgs)