"Makanya penting harus ada pencerahan di kalangan mubalig juga agar ada pendidikan kemubaligan untuk dakwah digital. Tujuannya agar mereka di satu pihak menguasai teknologi digital IT yang seperlunyalah begitu to juga mereka memahami nilai-nilai kekinian yang itu menjadi dunianya generasi Y dan generasi Z," kata Haedar Nasir di Universitas Uhamka, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (27/5/2018).
Hal itu disampaikan Haedar saat membuka membuka Pengkajian Ramadan PP Muhammadiyah dengan tema 'Keadaban Digital: Dakwah Pencerahan Zaman Milenial'. Acara tersebut juga dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (generasi milenial,-red) pola pemikirannya melampaui. Kalau kita a,b, c, mereka ini sudah melompat ke z makanya pertanyaan daru mereka biasanya kritis apalgi soal-soal agama kenapa begini, kenapa begini,"
Menurut Haedar, ciri generasi milenial selanjutnya, mereka juga sangat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi digital.
"ini memang generasi baru yang hidup di jaman teknologi digital yang sangat luar biasa ada banyak cirinya banyak sekali, yang pertama jelas dia sangat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, pola pikirnya sudah teknologi komunikasi," paparnya.
Baca juga: Menag Menjawab Kontroversi 200 Mubalig |
Haedar menambahkan generasi milenial ini memiliki orientasi yang lebih detail dan inovatif. Menurutnya, pola pemikiran generasi milenial yang seperti itu akan menjadi persoalan yang dihadapi para mubaligh jika tidak biasa menyesuaikan perkembangan jaman..
"Ini yang menjadi ciri khas persoalan kita adalah bagaimana kita menghadapi generasi baru ini dengan pendekatan keagamaan ini suatu agenda yang nggak mudah," ucapnya. (ibh/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini