"Penyebab terjadinya konflik, kebutuhan harimau Sumatera akan makanan. Sumber makanan di habitat harimau sudah sangat kurang sehingga harimau keluar habitatnya untuk mencari makanan," kata Plt Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat KLHK, Agusman dalam siaran pers yang diterima detikcom, Minggu (27/5/2018).
Alasan kedua, saat ini marak perburuan satwa mangsa harimau. Ketiga, maraknya kegiatan perambahan dan illegal logging dalam habitat Harimau Sumatera yang mengakibatkan satwa tersebut terganggu.
"Satwa liat memasuki siklus tertentu. Fase penyapihan di mana induk harimau mengajarkan kepada anaknya untuk berburu dan mencari makan sendiri. Setelah anak harimau mampu mandiri, induk harimau akan melepaskan ketergantungan anaknya tersebut dari dirinya," ujar Agusman.
Sebelumnya, seekor harimau Sumatera pada Rabu (23/5) sore sekitar pukul 16.30 WIB menyerang seorang petani karet bernama Rukmayanti. Serangan secara tiba-tiba itu dilakukan harimau kepada korban saat hendak pulang berkebun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT