"Total korban ada 55 orang. Dugaannya ini tuh keracunan makanan, keracunan setelah mengkomsumsi tutut atau keong sawah. Itu makanan ciri khas di kampung sini ya," kata Petugas Sosial Masyarakat (PSM) di Kelurahan Tanah Baru, Ida Farida, saat ditemui di Puskesmas Tanah Baru, Jumat (25/5/2018) malam.
Ida Farida menyebut semua korban mengkonsumsi tutut pada Rabu (23/5) malam seusai berbuka puasa. Tutut tersebut dibeli warga dari beberapa pedagang yang berjualan pada sore hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tutut ini diolah dari satu orang, terus dititip ke beberapa pedagang untuk dijual kembali," imbuhnya.
Puluhan warga yang mengkomsumsi tutut tersebut, mulai merasa gejala keracunan pada keesokan paginya. Beberapa warga mengaku mengalami mual, pusing, muntah-muntah dan demam sejak menjelang sahur.
"Beberapa ada yang berobat, tapi tidak sembuh juga. Nah hari ini warga banyak yang mengalami hal yang sama, serempak, makanya dibawa kesini," terang Ida Farida.
![]() |
Desi (27), mengaku sengaja membawa anaknya ke Puskesmas karena mengalami gejala serupa. Awalnya, dia mengira kalau anaknya yang masih berusia 5 tahun tersebut hanya mengalami sakit biasa.
"Saya kaget pas sampai sini (Puskesmas) ternyata banyak yang berobat juga, gejala sakitnya sama. Pas tanya-tanya ternyata sama gara-gara makan tutut itu," kata Desi yang ditemui di Puskesmas Tanah Baru.
Pantauan detikcom di Puskesmas Tanah Baru, mayoritas korban merupakan anak-anak. Terlihat petugas medis Puskesmas lalu lalang bergantian memberikan pertolongan dan memberi infus kepada warga korban keracunan.
Hingga tengah malam, beberapa warga korban keracunan masih berdatangan ke Puskesmas untuk mendapat pertolongan medis. Beberapa korban lainnya, bahkan terpaksa dirujuk ke rumah sakit lain karena fasilitas dan tenaga medis di Puskesmas tidak cukup menampung.
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini