Mereka yang memutuskan berhijrah biasanya ditandai dengan berubahnya penampilan, dari yang tidak tertutup menjadi tertutup. Tak hanya itu, orang-orang yang berhijrah juga menjadi lebih rajin mempelajari ilmu agama dan berupaya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun apa arti hijrah yang sebenarnya?
Dosen Institut Perguruan Tinggi Ilmu Quran (PTIQ) Jakarta, Dr Nur Rofiah, Bil. Uzm. menjelaskan hijrah adalah berpindah dari keadaan yang semula buruk menjadi keadaan yang baik, dari kondisi yang sudah baik menjadi kondisi yang lebih baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai murid misalnya, berhijrah. Mungkin yang tadinya badung berusaha menjadi murid yang terus membaik. Sebagai guru, yang tadinya galak banget, dia terus-menerus memperbaiki diri, itu juga disebut dengan hijrah," terang Nur.
Baca juga: Perbedaan Jilbab dan Hijab |
Lalu sampai mana tahap berhijrah itu? Dan adakah standar kita untuk berhijrah? Menurut penuturan Nur, berhijrah itu adalah bagaimana menjadi hamba yang baik menurut Allah.
Berhijrah berarti menjadi orang beriman yang mendorong berbuat kebaikan kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Bukan hanya pada manusia, tapi juga kepada lingkungan, termasuk tumbuhan dan hewan.
"Jadi hijrah itu sepanjang hayat. Kalau nanti jadi pedagang, awalnya curang karena konsumen tidak tahu, maka pedagang bisa hijrah dengan cara memperbaiki cara dagangnya untuk tidak membahayakan konsumen," kata Nur memberi contoh.
Baca juga: Hukum dan Pahala Kurban Secara Iuran |
"Kalau nanti jadi pejabat, mungkin tergoda untuk berbuat korupsi, menyalahgunakan amanah, maka hijrahnya pejabat bisa dengan cara memperbaiki untuk tidak melakukan itu lagi," sambungnya.
Jadi hijrah, imbuh Nur, tidak semata-mata urusan dengan Tuhan, tetapi bagaimana keimanan itu mendorong seseorang mewujudkan kebaikan di mana pun berada dan sebagai apapun selama hidup, kemudian mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan kelak.
Dia menegaskan, hijrah itu berproses. Yang penting dan perlu diperhatikan, ada kesadaran untuk terus-menerus memperbaiki diri, terutama saat sedang sendiri. Sebab, ketika sedang sendirian, seseorang akan lebih tergoda dan berani berbuat maksiat.
"Padahal ketika kita sendiri, justru kita sedang berdua dengan Allah. Artinya, kalau sedang berdua dengan Allah kita berani maksiat, berarti iman kita tidak teruji dan kita perlu perbaiki terus-menerus. Jadi hijrah adalah terus-menerus mengasah iman supaya bisa berbuah kebaikan kepada seluruh makhluk-Nya," pungkasnya.
Penjelasan lebih lengkapnya, simak video berikut.
Saksikan program Tanya Jawab Islam, setiap hari pukul 17:35 WIB selama Ramadan di detikcom.
Tonton juga video spesial Ramadan lainnya tentang mengaji berikut ini:
(rns/rns)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini