Mongolia Desak Mahathir Buka Kembali Kasus Pembunuhan Model Cantik

Mongolia Desak Mahathir Buka Kembali Kasus Pembunuhan Model Cantik

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 19 Mei 2018 15:45 WIB
Model cantik Mongolia yang dibunuh di Malaysia tahun 2006 (Foto: The star)
Kuala Lumpur - Presiden Mongolia mendesak Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad untuk membuka kembali penyelidikan atas pembunuhan seorang model cantik asal Mongolia di dekat Kuala Lumpur pada tahun 2006. Sebuah langkah yang bisa membuat mantan PM Najib Razak kian tersudut.

Model asal Mongolia, Altantuya Shaaribuu (28) tewas dan diledakkan dengan bahan peledak setingkat militer di kawasan hutan di pinggiran Kuala Lumpur pada tahun 2006. Pada tahun 2015, dua mantan polisi divonis mati atas pembunuhan tersebut, setelah sebelumnya divonis mati pada tahun 2009 dan dibebaskan empat tahun kemudian.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beredar laporan bahwa kedua mantan polisi tersebut adalah pengawal untuk mantan PM Najib Razak yang kalah dalam pemilu pekan lalu. Saat kejadian pembunuhan tersebut, Najib masih menjabat sebagai Wakil PM Malaysia.

Seperti diberitakan kantor berita Reuters, Sabtu (19/5/2018), Presiden Mongolia Battulga Khaltmaa mengucapkan selamat kepada Mahathir atas pelantikannya sebagai PM baru Malaysia. Namun dia juga mendesak Mahathir untuk membuka kembali penyelidikan atas kasus pembunuhan model cantik tersebut.



Menurut Khaltmaa, penyelidikan ulang tak hanya akan membantu menegakkan keadilan, namun juga meredakan ketegangan antara kedua negara itu.

"Sebagai Presiden Mongolia, saya menaruh perhatian khusus pada kejahatan parah, bahwa pada 18 Oktober 2006, seorang warga Mongolia dan ibu dari dua anak, Altantuya Shaariibuu dibunuh di Malaysia," demikian disampaikan Khaltmaa dalam surat untuk Mahathir yang juga dipublikasi di situs resmi kantornya.

Kelompok-kelompok masyarakat sipil menduga pembunuhan Altantuya terkait dengan perannya sebagai penterjemah dan rekan Abdul Razak Baginda, mantan penasihat Najib, dalam pembelian dua kapal selam kelas Scorpene dari perusahaan raksasa Prancis, DCNS pada tahun 2002.

Najib sendiri telah membantah tuduhan terkait Altantuya ataupun korupsi dalam pembelian kapal selam tersebut. Menyusul kekalahannya yang mengejutkan dalam pemilu pekan lalu, Najib kini tengah diselidiki sebagai bagian dari penyelidikan skandal mega korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).



"Ini dia langkah perdana Mahathir berantas kejahatan di Malaysia", saksikan video selengkapnya di 20Detik:

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads