Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan, remaja tersebut tidak pernah melakukan kriminal sebelumnya. "Sejauh tentang memiliki sejarah kriminal, dia tidak memilikinya. Dia cukup bersih," ujar Abbott.
Keluarga Pagourtzis dikenal sebagai anggota jemaat yang aktif di Gereja Ortodoks Yunani di Galveston, Texas. Pendeta Stelios Sitaras di gereja tersebut mengatakan dirinya tak pernah mendengar Pagourtzis terlibat dalam masalah ataupun keributan. "Dia anak yang pendiam," ujar pendeta tersebut seperti dilansir CNN, Sabtu (19/5/2018). "Anda tak akan pernah mengira dia akan melakukan hal seperti ini," imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Valerie Martin, seorang guru di SMP Sante Fe, tempat Pagourtzis bersekolah dulu. Martin mengatakan dirinya tak pernah melihat tanda-tanda Pagourtzis akan melakukan tindakan sekeji itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang teman Pagourtzis, Michael Farina (17) tak menyangka Pagourtzis akan melakukan penembakan brutal tersebut. Dikatakan Farina, dirinya sering bermain video games dengan Pagourtzis dan Pagourtzis tahu banyak hal tentang senjata api. Namun dia bukanlah anak yang suka mencari masalah.
"Saya tercengang. Kami tak mendapatkan peringatan apapun," ujar Farina.
Kepolisian menyatakan, 10 orang tewas dan 10 orang lainnya luka-luka dalam peristiwa yang terjadi pada Jumat (18/5) pagi waktu setempat. Para korban tewas terdiri dari sembilan pelajar dan seorang guru. Dilaporkan bahwa dua orang dari 10 korban luka saat ini dalam kondisi kritis. Salah satu di antaranya adalah polisi.
Media lokal, Houston Chronicle melaporkan, selain membawa senjata api, Pagourtzis juga membawa bom-bom pipa dalam aksinya di SMA Santa Fe. Pagourtzis merupakan murid di sekolah tersebut.
(ita/ita)
Media lokal, Houston Chronicle melaporkan, selain membawa senjata api, Pagourtzis juga membawa bom-bom pipa dalam aksinya di SMA Santa Fe. Pagourtzis merupakan murid di sekolah tersebut.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini