Kasubag Hukum, Humas dan Sistem Informasi Manajemen RSUD Pandan Arang, Yuni Etty Armawati, mengatakan kedua pasien tersebut merupakan rujukan dari dokter umum di Kecamatan Ampel, Kedua pasien tersebut perempuan berumur 14 tahun dan 17 tahun.
"Dua orang pasien dari dokter di Ampel dirujuk kesini (RSUD Pandan Arang) Minggu (13/5/2018) lalu," kata Yuni Etty kepada wartawan di ruang kerjanya Jumat (18/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasi Pelayanan Penunjang Medik RSUD Pandan Arang, Yuni Astuti, menjelaskan berdasarkan pemeriksaan dahak pasien, keduanya negatif difteri. Namun demikian, masih dilakukan pemeriksaaan lanjutan dengan kultur jaringan.
"Kami masih lakukan pemeriksaan secara kultur jaringan. Jika nanti bakteri berkembang biak, maka mereka berarti difteri. Tapi dari hasil pemeriksaan dahak, negatif," terang dia.
Kedua pasien tersebut sebelumnya memeriksakan diri ke Poliklinik di Ampel. Sherly Jeanne Kilapong, dokter yang juga pemilik poliklinik tersebut mengatakan, kedua pasien itu mengeluhkan ganggungan pada tenggorokan dan mengalami demam.
"Dari pemeriksaan gejala yang derita pasien, penyakit mengarah kepada difteri. Lalu saya rujuk ke RSUPA (rumah sakit umum Pandan Arang)," kata Sherly kepada wartawan.
Dijelaskan dia, gejala penyakit difteri antara lain panas dan sulit menelan. Penyakit itu adalah salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sejak bayi. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian dan sangat menular kepada mereka yang belum diberikan imunisasi atau imunisasinya tidak lengkap.
Dengan adanya temuan pasien tersebut, Shely yang juga menjabat Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Boyolali ini mengatakan, berencana melakukan Outbreak Respons Immunization (ORI) ke lingkungan tempat tinggal kedua pasien.
"Kami rencana melakukan ORI," ujarnya. (mbr/mbr)











































