"Ya kita harapkan tidak begitu," kata Syarif di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/5/2018). Jawaban Syarif itu menanggapi pertanyaan potensi terganggunya rencana koalisi PDIP-PD di Pilpres 2019.
Baca juga: Pro-Kontra #SBYJelaskan ke Jokowi |
Menurut Syarif, SBY dan Jokowi tentu memiliki kebijakan yang berbeda ketika menjalankan roda pemerintahan. Karena itu, tak perlu saling menuding atau membandingkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal tweet #SBYJelaskan yang menjadi viral, Syarif mengatakan SBY tak ingin memperkeruh suasana bangsa yang saat ini tengah berduka dan bersiaga lantaran rentetan aksis terorisme. Menurut Syarif, langkah itu tepat itu dilakukan SBY.
"Jadi tweet-nya Pak SBY itu adalah ingin mengingatkan kita semua bahwa yamg menjadi prioritas kita saat ini adalah pemberantasan terorisme. Yang lain itu kan untuk sementara bisa ditunda, iya kan," sebut dia.
Jokowi sebelumnya berbicara soal BBM 1 harga dan menyinggung harga BBM di wilayah Indonesia timur 3,5 tahun lalu. Dia mengaku memerintahkan menteri terkait agar harga BBM disamakan dengan daerah-daerah lain. Singkat cerita, itu berhasil.
"Dulu subsidi Rp 340 triliun, kenapa harga nggak bisa sama? Ada apa? Kenapa nggak ditanyakan? Sekarang subsidi sudah nggak ada untuk di BBM, tapi harga bisa disamakan dengan di sini. Ini yang harus ditanyakan. Tanyanya ke saya, saya jawab nanti. Ini yang harus juga disampaikan ke masyarakat," sambung Jokowi.
SBY menanggapi via Twitter. Dia merasa Jokowi telah mengkritik dan menyalahkan kebijakan subsidi BBM pada masa pemerintahannya. SBY mengaku bisa menjawab kritik Jokowi itu dengan jelas, tapi dia tak memilih menjawab sekarang.
"Tentu saya bisa jelaskan. Tapi tak perlu & tak baik di mata rakyat. Apalagi saat ini kita tengah menghadapi masalah keamanan, politik, & ekonomi. *SBY*," cuit SBY.
Simak video terkait #SBYJelaskan hanya di 20Detik: (tsa/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini