Kisah Hendra, Napi Pembunuh yang Mengenal Tuhan dari Penjara

Kisah Hendra, Napi Pembunuh yang Mengenal Tuhan dari Penjara

Syahdan Alamsyah - detikNews
Jumat, 18 Mei 2018 11:12 WIB
Pesantren di area Lapas Cianjur. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom).
Cianjur - Kehidupan di balik penjara tidak selamanya pekat. Selalu saja ada kisah perjuangan bertobat dari masing-masing penghuninya. Seperti kisah Hendra (34), narapidana kasus pembunuhan yang akhirnya mengenal tuhannya dari balik penjara.

Hendra ialah salah satu dari ratusan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Cianjur. Tidak seperti kebanyakan napi yang merasa terkurung, Hendra malah mengaku menemukan 'kebebasannya' di tempat ini.

"Orang lain bilang sial masuk penjara, terkurung badan bertahun-tahun. Tapi bagi saya justru ini sebuah keberuntungan dari tempat ini saya mengenal tuhan. Di tempat ini saya merasakan petobatan," ujarnya mengawali perbincangan detikcom, Rabu 9 Mei 2018.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kehidupan penjara Hendra dimulai pada 2014, palu hakim menjeratnya dengan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana. Atas putusan itu ia menjalani kurungan badan selama 15 tahun penjara.

Perjalanan nasib mengantarkan Hendra ke Lapas Cianjur yang menerapkan pola pendidikan pesantren terpadu. Dia menjadi penghuni di sel 11 penjara tersebut. Sebagai napi dengan kasus pembunuhan, Hendra disegani teman satu selnya.

"Dalam waktu singkat semua napi kenal saya, enggak ada yang berani macam-macam saya sudah pasrah tidak ada yang saya takuti di tempat ini. Saya hanya takut dengan satu orang, dia petugas di Lapas ini," tuturnya.

Kisah Hendra, Napi Pembunuh yang Mengenal Tuhan dari PenjaraHendra (34) (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Dia enggan menyebut nama, menurutnya petugas ini kerap memaksanya menjalankan ibadah. Mulai dari kewajiban lima waktu hingga yang sunah. "Pagi dibangunin buat salat subuh, lalu disambung lagi dengan salat duha diminta buat baca Alquran. Terus saja seperti itu, didikan beliau keras dalam mendisiplinkan. Saya yang awalnya terpaksa akhirnya terbiasa," cerita Hendra.

Lima bulan lamanya perputaran kehidupan Hendra berubah, sampai akhirnya dalam satu tahun kehidupan dan keseharian Hendra yang dulunya seorang sopir angkutan umum ini mulai terbiasa dengan kegiatan agama.

"Dulu mabuk-mabukan, tanya saja di terminal Pagelaran bagaimana saya dulu. Pusing sedikit, cekik botol mabuk ngaco," katanya.

Kehidupan di Lapas Cianjur memang berbeda dengan Lapas di tempat lain. Penjara ini menerapkan pola pendidikan pesanten bagi para napi, seluruh napi bahkan dipanggil dengan sebutan santri bagi lelaki dan santriawati untuk perempuan.

"Bagaimana pun saya mengakui, di penjara inilah saya bisa mengenal Tuhan dan menikmati indahnya alunan ayat suci Alquran," tutur Hendra. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads