Pengamatan detikcom, terdapat ratusan stan pedagang yang berjejer tapi di sepanjang tepi Jalan Sorogenen Yogyakarta. Sebagian dari mereka menjajakan makanan khas, yakni berbagai makanan dan minuman ala warga Yogya tempo dulu.
Ketua Panitia Pasar Sore Ramadan 'Jogja Tempo Doeloe', Edi Sukrisna menjelaskan, sebenarnya Pasar Sore Ramadan di Jalan Sorogenen digelar setiap tahun di bulan Ramadan. Namun, kali ini pihak penyelenggara ingin menampilkan sesuatu yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain menyajikan makanan khas zaman dulu, kata Edi, pihaknya juga mencoba menampilkan gubuk berbentuk bangunan klasik Jawa. Kemudian, pihak penyelenggar juga menampilkan sebuah gunungan berisi replika nasi kucing di panggung utama.
"Beberapa hari ke depan, ada hari yang ditentukan mereka (para pedagang di Pasar Sore Ramadan) harus mengenakan pakaian Jawa. Kayak blangkon, mungkin ibu-ibu pakai kebaya. Kita infokan (harus berpakaian perankan Jawa), kalau tidak Sabtu, Minggu," ucapnya.
Edi melanjutkan, di Pasar Sore Ramadan yang digelar Pimpinan Ranting Muhammadiyah Nitikan dan Takmir Masjid Muthohirin ini dijamin akan memanjakan pengunjung. Bila berkenan, sejumlah pengunjung akan diajak berkeliling di Kampung Nitikan.
"Nanti ada susur Kampung Nitikan menggunakan Andong. Tahun ini sedang kita tawarkan lagi ke warga. Nitikan kan punya sejarah juga, di sini ada Masjid Patok Negoro yang sebetulnya milik Keraton Ngayogyakarta," ucapnya.
![]() |
Seorang pedagang, Anisa (23) menjelaskan bahwa dia hampir tiap tahun berjualan di Pasar Sore Ramadan Nitikan. Karena tema Pasar Sore Ramadan kali ini adalah 'Jogja Tempo Doeloe', maka dia berupaya menjual makanan tradisional khas Yogya.
"Kalau saya memilih berjualan makanan tradisional di pasaran. Seperti putu ayu, kue lumpur, lempar, mata kebo, moci dan jajaran tradisional lainnya. Yang saya jual kali ini memang jajanan khas pasar di Yogya," tutupnya.
Senator DPD RI asal DIY, Afnan Hadikusumo, yang datang mengunjungi kegiatan tersebut memberikan mengapresiasi positif.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini, di tengah-tengah perekonomian yang lesu ini ternyata teman-teman dari Nitikan sangat kreatif untuk membuka pasar baru," kata Afnan kepada wartawan.
"Tidak hanya jual beli, tetapi juga ada dakwahnya sehingga ini menurut saya ide kreatif dari panitia," lanjutnya.