Soal #SBYJelaskan, PDIP: Kami Tak Pernah Mengkambinghitamkan

Soal #SBYJelaskan, PDIP: Kami Tak Pernah Mengkambinghitamkan

Tsarina Maharani - detikNews
Kamis, 17 Mei 2018 14:28 WIB
Pertemuan Jokowi dan SBY di sebuah pernikahan. (Istimewa)
Jakarta - PDIP membela Presiden Jokowi soal reaksi presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas pernyataan Presiden Joko Widodo terkait kebijakan subsidi BBM. PDIP menyebut Jokowi tak bermaksud menumpahkan kesalahan kepada SBY.

"Kami tidak pernah mengkambinghitamkan masa lalu," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Kamis (17/5/2018).
Hendrawan menjelaskan Jokowi sekadar merefleksikan pengalaman pemerintahan masa lalu yang menjadi pembelajaran bagi pemerintahan saat ini. Menurutnya, hal itu wajar dilakukan demi pembangunan yang berkesinambungan.

Hendrawan menyebut SBY juga melakukan hal serupa ketika memimpin Indonesia selama dua periode. SBY disebutkan banyak belajar dari kepemimpinan presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalaupun komparasi dilakukan, maksudnya bukan untuk menyudutkan, melainkan untuk menarik pelajaran dari apa yang sudah terjadi dan dampak seperti apa yang diharapkan," ujar anggota DPR yang duduk di Komisi XI itu.

"Pak SBY kami lihat juga belajar dari apa yang sudah dilakukan pada masa Bu Mega. Konsistensi tekad untuk saling melengkapi dan memperbaiki apa yang dilakukan, harus menjadi benang merah program meningkatkan kesejahteraan rakyat," imbuh Hendrawan.

Karena itu, ia berharap kejadian ini tak mengganggu sinergi dalam rangka pembentukan koalisi. Menurut Hendrawan, perbedaan pendapat ialah hal yang biasa terjadi.

"Kami berharap perbedaan pandangan seperti itu tidak mengganggu sinergitas antarparpol dalam membangun koalisi," ujarnya.

"Karena politik kita adalah politik persaudaraan dan gotong royong," sambung Hendrawan.
Jokowi sebelumnya berbicara soal BBM 1 harga dan menyinggung harga BBM di wilayah Indonesia timur 3,5 tahun lalu. Dia mengaku memerintahkan menteri terkait agar harga BBM disamakan dengan daerah-daerah lain. Singkat cerita, itu berhasil.

"Dulu subsidi Rp 340 triliun, kenapa harga nggak bisa sama? Ada apa? Kenapa nggak ditanyakan? Sekarang subsidi sudah nggak ada untuk di BBM, tapi harga bisa disamakan dengan di sini. Ini yang harus ditanyakan. Tanyanya ke saya, saya jawab nanti. Ini yang harus juga disampaikan ke masyarakat," sambung Jokowi.

Lalu SBY bereaksi. Ada lima tweet SBY yang diunggahnya pada Selasa (15/5). SBY menyinggung soal BBM.

"Pak Jokowi intinya mengkritik & menyalahkan kebijakan subsidi utk rakyat & kebijakan harga BBM, yg berlaku di era pemerintahan saya. *SBY*," cuit SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono.

"Tentu saya bisa jelaskan. Tapi tak perlu & tak baik di mata rakyat. Apalagi saat ini kita tengah menghadapi masalah keamanan, politik, & ekonomi. *SBY*," sambungnya. (tsa/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads