Misalnya, musala yang ada di Dusun Gunung Tawang dan Dusun Bakalan Desa Kertosari belum ada alasnya. Saat ini, baru ada bagian atap dan sebagian pagar musala.
"Untuk persiapan ibadah salat tarawih sudah dibuatkan musala darurat. Nemun belum komplit karena alasnya belum ada," tutur kepala Desa Kertosari Agung Wicaksono, di lokasi pengungsian, Rabu (16/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masjid di Gunung Tawang dan Bakalan rusak akibat gempa. Kedua tempat ibadah ini dirobohkan untuk dibangun lagi" terangnya.
Selain tempat ibadah, menurutnya warga mengaku masih membutuhkan bantuan lauk-pauk yang digunakan untuk sahur dan buka puasa. Sementara ini, warga mengungsi sudah di sekitar tempat tinggalnya dulu.
![]() |
Hanya, sebagian menggunakan tenda namun sebagian memilih membangun sendiri dengan sisa-sisa meterial rumah mereka. Seperti triplek, kayu atau seng.
"Karena beberapa di tenda, bocor. Sekarang masih musim hujan di Kalibening," kata dia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Arief Rahman mengatakan sejumlah tempat ibadah dibangun di lokasi pengungsian. Tempat ibadah ini ada yang dibangun menggunakan baja ringan ada yang menggunakan tenda.
"Kami membuatkan musala dengan tenda. Ada juga donatur yang menyumbangkan untuk mendirikan musala dengan baja ringan," jelasnya.
Disampaikan, musala dengan tenda ini bisa menampung sekitar 30 jamaah, sedangkan untuk musala dari baja ringan lebih banyak lagi, yakni sekitar 50 orang.
"Untuk tempat ibadah yang mengalami rusak ringan, dan bisa digunakan silakan dimanfaatkan untuk ibadah. Untuk yang rusak berat kami mendirikan musala darurat," tuturnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini