Ini Ustaz Ali, Adik Bomber Bali yang Bina Eks Napi Teroris

Ini Ustaz Ali, Adik Bomber Bali yang Bina Eks Napi Teroris

Eko Sudjarwo - detikNews
Selasa, 15 Mei 2018 17:40 WIB
Ali Fauzi (eko/detikcom)
Lamongan - Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) pimpinan Ustaz Ali Fauzi berusaha menyadarkan para mantan napi teroris untuk kembali ke pangkuan Indonesia. Beragam upaya sudah dilakukan, termasuk memberi keterampilan kepada mantan napi teroris ini.

Menurut Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian, Ustaz Ali Fauzi, yang juga adik kandung trio bomber Bali, menyatakan program awal fokus dari yayasan yang ia dirikan ini adalah membina para mantan napi teroris dan mantan kombatan.

"Jadi, fokus kami ini membina, mengubah mindset mantan napiter dan kombatan, supaya mindset lama ditinggalkan, dan mengubahnya menjadi mindset baru yang cinta masyarakat, cinta Islam yang rahmatan lilalamin, cinta NKRI, dan cinta polisi," kata Ustaz Ali Fauzi mengawali perbincangannya tentang Yayasan Lingkar Perdamaian, yang berpusat di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Selasa (15/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, lanjut Ali, program kedua dari yayasannya adalah program deradikalisasi bagi mereka yang sudah terpapar paham-paham ekstrem itu.

"Jadi ada dua, yakni untuk mantan napi dan mereka yang sudah terpapar," ungkapnya.

Secara bertahap, kata Ali, Yayasan Lingkar Perdamaian sudah membina banyak mantan napi teroris yang sudah berada di luar atau yang masih berada di dalam lapas.

"Untuk yang sudah dibina, sekarang yang ada di dalam lapas maupun yang ada di luar sekitar 80-an," papar Ali.

Baca Juga: Pohon Harapan dari Kampung Amrozi

Ali Fauzi berharap ada kinerja dan dorongan dari pemerintah untuk program-program yang sudah dan akan dijalankan oleh YLP ini.

"Ya tentu program deradikalisasi bukan hanya tugas BNPT dan juga bukan hanya tugas Yayasan Lingkar Perdamaian, tetapi tugas kita bersama untuk menciptakan masyarakat kita yang dewasa yang berpaham tidak ekstrem dan perlu sentuhan masyarakat, terutama para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para pemuda," ungkapnya.

Adik trio bomber Bali ini menyatakan para mantan kombatan dan mantan napiter ini sangat rentan kembali ke komunitas lama jika tidak ditangani secara benar. Karena itu, lanjut Ali, harus ada penanganan khusus.

"Kalau kita jujur sebut bahwa aksi terorisme masuk extraordinary crime, tentu penanganannya juga harus extraordinary, tidak boleh biasa," jelasnya. (asp/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads