Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Selasa (15/5/2018), hal itu diungkapkan PM Mahathir saat berbicara via video konferensi dengan Rapat Dewan CEO Wall Street Journal di Tokyo, Jepang.
"Kami perlahan mencapai akar persoalan dan banyak pejabat senior kami yang menyerahkan informasi dengan didampingi, tentu, dokumen-dokumen," sebut Mahathir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan PM Mahathir bahwa dirinya sedang menghadapi persoalan dalam 'berusaha mempercayai orang-orang untuk menyelidikinya (Najib)'.
"Beberapa dari orang-orang ini pernah bersamanya (Najib-red), pernah memihaknya dan kita tidak tahu siapa yang akan loyal pada pemerintahan baru ini," ungkap Mahathir.
Dalam forum ini, PM Mahathir juga ditanya lebih lanjut apakah dirinya bersedia mencapai kesepakatan untuk mengampuni Najib, jika dia menawarkan informasi yang bisa mengembalikan dana US$ 4,5 miliar atau 18,19 miliar ringgit (Rp 62,1 triliun) milik 1MDB yang hilang misterius.
"Tidak ada kesepakatan," tegas PM Mahathir.
Sebelumnya, PM Mahathir telah memerintahkan pencegahan ke luar negeri bagi Najib dan istrinya, Rosmah Mansor. Pencegahan ke luar negeri diberlakukan Departemen Imigrasi Malaysia sejak Sabtu (12/5) lalu, setelah Najib menuturkan akan liburan singkat ke luar negeri dengan keluarganya.
Najib lengser dari jabatan PM Malaysia yang dipegangnya sejak tahun 2009, setelah koalisi Barisan Nasional (BN) yang dipimpinnya kalah dari koalisi Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Mahathir. Usai menang pemilu dan dilantik menjadi PM Malaysia, Mahathir berjanji untuk menyelidiki skandal korupsi 1MDB dan menindak tegas setiap pihak yang terlibat.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini