Seperti dilansir Reuters, Selasa (15/5/2018), pernyataan kantor kepresidenan Prancis menyebut Macron telah berbicara via telepon dengan Raja Yordania Abdullah dan Presiden Palestina Mahmud Abbas pada Senin (14/5) waktu setempat, untuk membahas bentrokan maut di Gaza.
Macron berencana untuk berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu via telepon pada Selasa (15/5) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bentrokan terjadi saat aksi warga Palestina memprotes pembukaan Kedubes AS di Yerusalem dan memperingati 'Nakba' atau 'malapetaka'saat ratusan ribu warga Palestina terusir dari rumah-rumah mereka pada tahun 1948.
Hari Senin (14/5) waktu setempat tercatat sebagai hari paling berdarah bagi warga Palestina sejak tahun 2014. Kementerian Kesehatan Palestina juga menyebut sekitar 2.700 orang lainnya luka-luka, akibat terkena peluru sungguhan maupun gas air mata.
"(Macron) Menyesalkan banyaknya jumlah korban tewas warga sipil Palestina di Gaza hari ini dan dalam beberapa pekan terakhir," demikian pernyataan kantor kepresidenan Prancis pada Senin (14/5) waktu setempat.
"Dia (Macron-red) mengutuk kekerasan pasukan bersenjata Israel terhadap para demonstran," imbuh pernyataan itu.
Dalam pernyataan ini, Macron juga menegaskan kembali sikap pemerintahnya yang menentang pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Saksikan juga "Tolak Kedubes AS di Yerusalem, 58 Warga Palestina Tewas" hanya di 20Detik:
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini