Kesaksian itu dituturkan oleh keponakan Sri, Nuryani. Sri pun sebenarnya memiliki berencana berkunjung ke Solo akhir Mei 2018 ini.
"Beliau akhir-akhir ini sudah sering bilang 'kalau aku mati dibawa ke Solo'. Dia bilang ke keponakannya, ke adik-adik saya," kata Nur saat dihubungi detikcom, Selasa (15/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak usia 20-an tahun pindah ke Surabaya. Sekarang sudah tidak banyak keluarga di sini," kata Nuryani.
Kabar pengeboman yang terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuno itu membuat Nur kaget. Pasalnya nama bibinya tercantum dalam daftar korban.
"Padahal baru tanggal 10 Mei kemarin bulik masih chatting sama saya," ungkap dia.
Baca juga: Kapolda Jateng: Intoleransi Bibit Teroris! |
Sri saat kejadian tengah duduk santai bersama kawannya di depan gereja. Pascakejadian itu, Sri sempat dirawat di rumah sakit, tetapi nyawanya tidak terselamatkan.
"Karena seluruh badannya ada luka bakar. Padahal tanggal 30 Mei nanti mau ke Solo, ternyata ini ke Solonya untuk dimakamkan," tutupnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini