Riset menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 1.000 responden dengan margin of error 3,16%. Tekniknya menggunakan multi-stage random sampling dan kish grid. Data dikumpulkan tanggal 20 hingga 30 April 2018 di wilayah Jawa Tengah.
Hasilnya, elektabilitas pasangan Ganjar-Yasin mencapai angka 58,8 persen dan Sudirman-Ida mencapai angka 11,5 persen, sedangkan 29 persen merupakan pemilih mengambang atau belum memutuskan, serta ada pula 0,7 persen golput.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang menarik yaitu elektabilitas Cagub-Cawagub Jateng dilihat dari partai politik. Dalam survei itu ternyata pendukung PKB dan Gerindra juga ada yang memilih Ganjar Yasin. Padahal secera resmi kedua partai itu mengusung Sudirman-Ida.
"Hal yang menarik, 40.7 persen pemilih PKB juga memilih Ganjar-Yasin. Sedang 60,8 persen saja dari Gerindra yang memilih Sudirman-Ida," tandasnya.
![]() |
Kemudian PDIP, 86,7 persen Ganjar-Yasin, 2,4 persen Sudirman-Ida, 10,9 persen belum memutuskan. Golkar, 68,3 persen Ganjar-Yasin, 16,7 persen Sudirman-Ida, 20 persen belum memutuskan.
Kesimpulan dari hasil survei tersebut adalah elektabilitas Ganjar-Yasin masih tinggi. Keunggulan yang menyebabkan elektabilitas calon nomor urut 1 itu adalah kepuasan terhadap kinerja Ganjar, paling populer, dan aspek soliditas pemilih.
"Ganjar-Yasin menjadi pasangan yang paling disukai oleh 90,2 persen masyarakat Jateng yang kita survei dan dianggap layak memimpin kembali oleh 90,1 persen. Sedangkan Sudirman-Ida disukai oleh 25,9 persen responden dan 26,4 persen mengangap layak memimpin Jateng," jelas Hasanuddin. (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini