Tito awalnya menjelaskan aksi mereka ini karena ISIS pusat mendapat desakan. ISIS pun memerintahkan sel jaringan di seluruh dunia untuk beraksi.
"Untuk di Jatim sendiri, yang paling beraksi adalah JAD (Jamaah Ansharut Daulah) cabang Surabaya, dipimpin Dita (Oepriarto). Kelompok ini melakukan langkah-langkah secara tertutup untuk melakukan serangan dengan mempersiapkan bom," kata Tito dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, Senin (14/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita melihat bom yang digunakan bermacam-macam, meskipun bentuknya hampir sama, yaitu bom pipa, tapi ada ditambah bensin, seperti kasus di Jalan Arjuno, Surabaya," ujarnya.
Bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) pagi dilakukan oleh satu keluarga, yang dipimpin Dita, dengan istri dan empat anaknya. Dita adalah pimpinan JAD sel Surabaya.
Kemudian pada malam harinya, ada ledakan di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, di hunian milik Anton. Pelaku di Sidoarjo bernama Anton, yang merupakan teman dekat Dita.
"Pelaku Anton ini merupakan teman dekat Saudara Dita, pelaku bom bunuh diri di gereja di Jl Arjuna. Mereka aktif berhubungan dan pernah berkunjung ke lapas napi terorisme tahun 2016," ujar Tito.
"Kapolri: Serangkaian Bom di Surabaya atas Instruksi ISIS", simak juga videonya di 20Detik:
(idh/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini