Sebut saja, Menara Kudus, buah parijoto, Mbako Cengkih, hingga yang lainnya.
Pada momen jelang Ramadan seperti saat ini, pengrajin sarung batik Kudus mendapatkan banyak permintaan. Umumnya pesanan banyak datang dari dalam kota, Semarang hingga Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jelas, motif sarung batik Kudus itu lebih rumit dengan warna yang pas," kata perempuan berusia 56 tahun ditemui di Alfa Shoofa di Jalan Raya Barat Gribig, Kudus, Minggu (13/5/2018).
Sarung batik yang dipesan untuk keperluan ibadah Ramadan hingga Lebaran, ada yang jenis cap, dan ada juga yang jenis tulis. Di antaranya, untuk sarung batik tulis berupa Romo Kembang, Mbako Cengkih. Sedangkan jenis cap ada Buket, kombinasi Romo Kembang dan Beras Kecer.
![]() |
Pada momen jelang Ramadan seperti saat ini, pihaknya mendapatkan banyak permintaan. Dia memperkirakan ada peningkatan permintaan sarung batik hingga 70 persen. Peningkatan permintaan pada Ramadan memang biasa terjadi.
Adapun harga sarung batik Kudus bervariasi. Untuk sarung batik jenis cap harganya berkisar dari Rp 300 ribu sampai Rp599 ribu. Sedangkan sarung batik tulis harganya berkisar dari Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta.
Di sentra batik Alfa Shoofa, terlihat kesibukan luar biasa. Mulai dari adanya aktivitas lorot kain batik, pengecapan sampai pada proses penyelesaian batik tulis. Bahkan, pembeli terlihat hilir mudik berapa kali ke gerai batik tersebut.
![]() |
Salah seorang peminat sarung batik Kudus, Iwan warga setempat mengatakan, dia beberapa kali mendatangi tempat penjualan sarung batik Kudus. Tujuannya untuk membeli sarung batik untuk keperluan menjalani ibadah pada Ramadan.
"Saya senang dengan sarung batik Kudus, karena motifnya bagus menurutku. Selain itu juga, pakai sarung batik juga lebih elegan," katanya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini